BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Selama 23 tahun, Rasulullah berjuang dengan sungguh-sungguh tak
kenal lelah, berdakwah terus-menerus, mengajak manusia kepada Islam dengan
dakwah fikriyyah, dakwah siyasiyyah dan dakwah askariyyah.[1]
Disebut dakwah fikriyyah karena Rasulullah memulai dakwahnya dengan
menyebarkan pemikiran berupa akidah, pandangan hidup, dan pemahaman Islam
seraya mendobrak segala bentuk pemikiran, pandangan hidup sesat dan
menghancurkan semua bentuk kepercayaan dan tradisi nenek moyang jahiliyyah.
Disebut dakwah siyasiyyah karena pada dakwah ini Rasulullah mengarahkan umat
pada terbentuknya suatu kekuatan politik sebagai pelindung dan pendukung agar
dakwah dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Dan disebut dakwah askariyyah
karena dakwah dilancarkan juga melalui strategi dan taktik militer dalam jihad
fi sabilillah, setelah Rasulullah mendapatkan kekuasaan di Madinah.
Rasulullah sukses dalam mengemban risalah, membina dan membentuk
masyarakat Islam, mendirikan daulah serta menghimpun umat manusia yang
sebelumnya terpecah belah dalam bentuk berbagai kabilah menjadi umat yang satu
di bawah panji Islam.
Agar lebih mudah dalam memahami dakwah Rasulullah, di bawah ini akan
dipaparkan tahapan-tahapan serta tantangan dakwah Nabi Muhammad dalam mengemban
tugasnya sebagai Rasul.
B. Rumusan Masalah
Dari paparan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan suatu
rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana
pengertian dakwah?
2.
Bagaimana tahapan
dakwah Rasulullah SAW?
3.
Apa saja
tantangan dan hambatan dakwah yang dihadapi Rasulullah SAW?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Dakwah
Definisi “dakwah” secara bahasa berarti seruan, ajakan atau meminta dengan sangat untuk memenuhi seruan, baik disambut maupun
tidak permintaan itu. Permintaan ini berkaitan dengan keyakinan, perkataan dan
amal perbuatan.
Pengertian dakwah secara syar’i yaitu sebuah
usaha baik perkataan maupun perbuatan yang mengajak manusia untuk menerima
Islam, mengamalkan dan berpegang teguh terhadap prinsip-prinspnya, meyakini
aqidahnya serta berhukum dengan syariat-Nya.[2]
Dari uraian pengertian dakwah di atas, baik secara
lughawi maupun secara istilah, maka dakwah adalah suatu usaha dalam rangka
proses Islamisasi manusia agar taat dan tetap mentaati ajaran Islam guna
memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Dakwah adalah suatu istilah yang khusus yang dipergunakan di
dalam agama Islam.
B. Tahapan Dakwah Rasulullah SAW
Kegiatan dakwah yang dilakukan Rasulullah SAW terbagi ke dalam dua
periode, yakni periode Mekkah dan periode Madinah dan juga ada beberapa tahap
metode dakwah yang dilakukan Rasulullah Saw. dalam mengemban misi untuk
menyampaikan risalah Ilahi kepada umatnya. Berikut ini akan dipaparkan mengenai
tahap-tahap dakwah Rasulullah Saw, yaitu sebagai berikut.
1. Periode Mekkah
Dalam periode ini, terdapat dua fase dakwah yang
dilakukan Rasulullah Saw. selama di Kota Mekkah, yaitu secara sembunyi-sembunyi
dan terang-terangan.
a. Dakwah Rasulullah Saw.
secara sembunyi-sembunyi
Dakwah pada tahap ini berlangsung selama 3 tahun. Rasulullah
Saw melakukan dakwahnya ini tidak secara terbuka di masyarakat. Hal ini
dilakukan untuk menghindari tindakan-tindakan buruk kaum Quraisy yang fanatik
akan kemusyrikan. Dengan cara ini, Rasulullah Saw. melakukan pendekatan
dakwahnya ini kepada orang yang memiliki hubungan kerabat atau kenal baik
sebelumnya.
Adapun orang-orang yang pertama kali masuk Islam ialah
istrinya Siti Khodijah binti Khuwailid r.a., Ali bin Abi Thalib, Zaid bin
Haritsah (mantan budak Rasulullah dan anak angkatnya), Abu Bakar bin Abi
Kufahah, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi
Waqqash dan lainnya.[3]
Ketika orang-orang yang menganut Islam lebih dari 30
orang, Rasulullah Saw. memilih rumah salah satu dari mereka, yaitu rumah
al-Arqam bin Abi al-Arqam sebagai tempat pertemuan untuk melakukan pembinaan
dan pengajaran.
Bila kita simpulkan pada tahap dakwah yang pertama
ini, Rasulullah Saw. lebih berfokus pada pembinaan dan pengkaderan (marhalah tsaqif
wa takwin) untuk memantapkan akidahnya, dalam pembentukan syakhsiyah Islamiyah,
dan juga dalam pembentukan kelompok dakwah.
b. Dakwah
Rasulullah SAW secara terang-terangan
Tahap ini dilakukan Rasulullah Saw. beserta
pengikutnya setelah mendapat perintah dari Allah Swt., sebagaimana dalam
firman-Nya :
Artinya: “Maka sampaikanlah
olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan
berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” (QS.
Al-Hijr : 94)
Dakwah pada tahap ini segera mendapat reaksi keras
dari orang-orang kafir Mekkah. Siksaan dan penganiayaan datang bertubi-tubi.
Pada tahap ini, para pengikut Rasulullah sungguh-sungguh diuji sampai
sejauhmana kualitas iman mereka setelah tiga tahun dibina mentalnya di Darul
Arqam.
Dakwah Rasulullah Saw. pada tahap ini juga merupakan
pertarungan pemikiran antara pemikiran jahiliyah dengan Islam, antara adat
istiadat, budaya dan kepercayaan nenek moyang dan Islam. Hal ini tersurat pada
ayat-ayat Makiyyah yang pada umumnya mengajak manusia untuk memikirkan kejadian
alam semesta, agar meninggalkan kepercayaan nenek moyang.
Tahap dakwah ini berjalan selama 10 tahun dan rumah Rasulullah
Saw. Menjadi pusat perhatian pengikut-pengikut beliau sebagai tempat menimba
ilmu dan menerima wahyu. Pembinaan dan pengkaderan di Darul Arqam dilaksanakan
secara selektif, intensif dan kontinyu dengan memilih pribadi-pribadi yang
dinilai mampu mengemban dakwah.
Dakwah Rasul pun semakin gencar, ruang lingkupnya
semakin luas dan sasarannya lebih ditujukan kepada jamaah di tempat-tempat
ramai, seperti pasar, ka’bah di musim haji, di tempat-tempat orang melakukan
thawaf dan lain-lain. Rasulullah pun mendatangi sekitar 14 kabilah sebagai
media dakwahnya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di pihak Kaum Quraisy bahwa
mereka akan menerima dakwah dan menjadi pendukung Rasulullah serta mengadakan
perlawanan kepada Kaum Quraisy. Bila itu terjadi, tentu akan merusak citra
mereka di kalangan bangsa Arab, apalagi bila kepercayaan dan kebudayaan mereka
dihinakan.
Pada tahap yang penuh rintangan ini, ruang gerak
dakwah Rasulullah semakin sempit, hal ini dikarenakan orang-orang yang sangat
Rasul cintai dan sebagai pelindung dakwah Rasul sudah tiada, yakni istrinya
Siti Khadijah dan pamannya Abi Thalib. Karena itu, kemudian Rasulullah berusaha
mencari pendukung di Kota Tha’if, tetapi tidak berhasil bahkan beliau disambut
dengan penghinaan dan penganiyayaan fisik.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dakwah Rasulullah
dalam Periode Mekkah adalah dakwah dalam rangka memperkenalkan Islam melalui
dakwah fikriyah, kemudian membina umat, mengatur barisan dan menyusun kekuatan
untuk kemudian hijrah ke Madinah
2. Periode Madinah
Dakwah Islam di Madinah telah tersebar sejak dua tahun
sebelum Rasulullah hijrah. Kesediaan penduduk Madinah menerima kedatangan Rasulullah
dan menyerahkan segala urusan mereka kepada beliau, merupakan awal tumbuhnya
benih Khilafah Islam.
Ada beberapa hal yang dilakukan Rasulullah Saw.
setibanya di Madinah dalam hijrahnya dari Kota Mekkah, diantaranya :
a. Membangun Masjid
Pembangunan Masjid mempunyai arti yang sangat penting
bagi pembinaan masyarakat Islam, yang terdiri atas individu-individu muslim
yang senantiasa berpegang teguh kepada akidah dan syari’at Islam, pancaran dan
semangat kemasjidannya. Masjid juga menjadi tempat pelepasan para prajurit ke
medan perang dan tempat menyelesaikan semua urusan umat yang menyangkut
ekonomi, sosial, hukum, dan lain sebagainya.
Masyarakat Islam sangat mementingkan persaudaraan atas
dasar akidah Islam (ukhuwah Islamiyah) antara sesama warga masyarakat. Dan ini
tidak akan terpenuhi secara maksimal melainkan dimulai dari masjid, tempat umat
Islam bertemu muka dan bertukar informasi serta menjalin persaudaraan. Dengan
cara itu lenyap dengan sendirinya tembok-tembok pemisah antara golongan kaya
dan golongan miskin, golongan elit dan golongan bawah, warna kulit dan
keturunan. Sistem Islam menghendaki adanya persamaan dan keadilan bagi seluruh
umat. Mereka bertemu dalam satu barisan, berdiri tegak bersama-sama dihadapan Allah
Swt. Hal ini dapat menyingkirkan egoisme, menyuburkan rasa tolong menolong
(ta’awun) dan saling menanggung atas dasar persaudaraan Islam yang terbina di
Masjid.
b. Ukhuwah Islamiyah
Langkah kedua yang dilakukan Rasulullah Saw. adalah
memper-saudarakan antara Kaum Anshor dan Kaum Muhajirin (Kaum Muslimin yang
berhijrah dari Mekkah). Persaudaraan ini bukan sekedar slogan-slogan kosong tanpa
makna, tetapi persaudaraan yang digambarkan Rasulullah Saw. ibarat satu tubuh,
bila salah satu anggota tubuh tertimpa sakit maka anggota tubuhnya yang lain
ikut merasakan sakit. Persaudaraan yang mendarah daging, mengalir dalam setiap
umat sehingga lenyap sama sekali segala fanatisme golongan, suku bangsa dan
ras. Persaudaraan yang sebenar-benarnya yang sebagaimana dilakukan Rasulullah
tidak mungkin terwujud tanpa didasari akidah Islam.
c. Menyusun
Piagam Perjanjian (watsiqah)
Langkah ketiga yang dilakukan Rasulullah adalah
menyusun piagam atau watsiqoh, yang menurut istilah sekarang adalah
undang-undang dasar. Ibnu hisyam menyebutnya dustuur atau undang-undang Negara
pemerintahan Islam yang pertama. Watsiqoh ini menyangkut hak dan kewajiban
orang-orang non muslim yang tinggal dalam wilayah pemerintahan islam, hubungan
antara daulah dengan masyarakat dan antara masyarakat dengan daulah.
d. Strategi Politik dan
Militer
Dalam rangka penyebaran dakwah Islam keluar Madinah
maka diambil langkah-langkah selanjutnya setelah urusan dalam negeri
terlaksana. Langkah-langkah tersebut ialah :
1. Mengirimkan
surat kepada kepala-kepala Negara, pimpinan-pimpinan kabilah yang ada di
sekitar Jazirah Arabia seperti Kaisar Romawi, Kisra, Persia, Muqauqis dari
Mesir dan yang lainnya untuk mengajak mereka masuk Islam.
2. Memerangi
kabilah-kabilah yang mengkhianati perjanjian perdamaian bersama umat Islam
seperti kabilah-kabilah Yahudi, seperti Bani Quraidhah, Bani Qunaiqa’ dan Bani
Nadhir.[4]
C. Tantangan dan Hambatan Dakwah
Rasulullah SAW
Ketika Rasulullah mulai melakukan kegiatan dakwah, terutama saat
dakwah secara terang-terangan orang-orang kafir yang tidak suka dengan ajaran
Islam semakin membenci ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Lalu, kaum kafir
Quraisy menghambat dan menghalangi dakwah Rasulullah melalui berbagai cara
diantaranya:
a. Penghinaan, Ancaman dan Siksaan terhadap
Rasulullah
Rasulullah dihina sebagai orang gila, tukang sihir,
dan lain-lain dengan sebutan penghinaan. Suatu saat Rasulullah pernah dilempari
kotoran domba, rumah beliau juga dilempari sampah dan kotoran. Untuk
mencelakakan beliau, pernah diletakkan duri yang tajam di depan rumahnya, juga
tindakan-tindakan lain yang sangat menyakitkan.
b. Penghinaan, Ancaman dan
Siksaan terhadap Pengikut Rasulullah
Misalnya penghinaan dan penyiksaan yang ditimpakan
kepada Bilal oleh majikannya. Ia dijemur di tengah terik matahari sambil
dilempari batu. Tidak puas, majikannya pun mencambuknya dan menimpakan batu
yang besar di tubuh bilal. Bilal kemudian diselamatkan oleh Abu Bakar dengan
cara dibelinya dari majikannya dengan harga yang sangat tinggi. Contoh lain
penyiksaan keji yang dilakukan kafir Quraisy adalah siksaan yang ditimpakan
kepada Ayah dan ibu Ammar bin Yasir, mereka dibunuh dan bahkan ditusuk jantungnya
oleh Abu Jahal. Sahabat lainnya yang mendapatkan perlakuan sama adalah Zamirah
yang matanya dicungkil hingga buta. Kekejian mereka juga menyebabkan Hibab
terbelah tubuhnya karena ditarik oleh dua ekor unta yang berlawanan arah.
c. Bujukan Harta, Kedudukan
dan Wanita
Langkah ini dilakukan oleh kafir Quraiys dengan
mengutus Utbah bin Rabi’ah untuk membujuk Rasulullah SAW dengan harta dengan
janji berapapun Nabi meminta maka akan diberikan. Bahkan mereka membujuknya
untuk menjadikan Nabi sebagai raja dan diiming-imingi wanita-wanita yang
tercantik di seluruh Arab asalkan Rasulullah menghentikan kegiatannya
menyebarkan agama Islam. Namun semuanya ditolak oleh Rasulullah.
d. Membujuk Nabi untuk Bertukar Sesembahan
Kafir Quraiys menawarkan kepada Nabi untuk saling
bertukar sesembahan. Dimana mereka meminta Nabi untuk menyembah tuhan Latta dan
Uzza dalam beberapa hari, untuk kemudian mereka bersedia menyembah Allah. Namun
usaha ini ditolak Nabi.
e. Membujuk dan Memprovokasi
Abu Thalib
Tindakan langsung terhadap Nabi selalu menghadapi
kegagalan, maka kafir Quraisy mulai beralih untuk mempengaruhi dan membujuk
paman Nabi (Abu Thalib) agar memerintahkan Nabi berhenti berdakwah. Mereka
memprovokasi dengan memberikan ganti Rasulullah dengan seorang pemuda yang
gagah, dengan syarat Abu Thalib tidak menghalangi mereka membunuh Nabi. Namun
usaha mereka ditolak mentah-mentah oleh Abu Thalib. Provokasi lainya adalah
membujuk Abu Thalib dengan pernyataan bahwa Nabi telah membawa ajaran yang
bertentangan dengan ajaran para pendahulu dan nenek moyang bangsa Arab. Taktik
ini juga gagal. Bahkan Nabi mengatakan: “Senadainya matahari diletakkan di
tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku, aku tidak akan berhenti
menyampaikan dakwah sehingga berhasil atau aku mati karenanya”.
f. Memprovokasi Masyarakat Mekkah
Upaya lain yang dilakukan kafir Quraisy untuk
merintangi dakwah Nabi adalah dengan mempengaruhi masyarakat Quraisy untuk
tidak mendengarkan dakwah atau bacaan-bacaan al-Qur’an, karena disebutkan oleh
mereka sebagai jampi-jampi yang membuat mereka tertenung. Selain itu, mereka
juga mengancam untuk tidak segan-segan membuat mereka sengsara atau bahkan
dibunuh jika mengikuti ajaran Nabi
g. Pengasingan dan Pemboikotan Bani Hasyim dan
Bani Muthallib
Upaya ini merupakan upaya yang sangat menyengsarakan
kaum Muslimin. Kafir Quraisy melarang siapapun untuk berinteraksi dengan Bani
Hasim dan Bani Muthallib, melakukan transaksi jual beli, menikahi atau
dinikahi, menengok yang sakit atau menolong mereka. Pemboikotan ini dituliskan
dalam selembar pengemumuman yang ditempelkan di pintu gerbang masuk Ka’bah,
sehingga semua orang tahu dengan ancaman berat bagi mereka yang melanggarnya.
h. Mempengaruhi
Pimpinan Negara-negara Tetangga untuk Menolak Kehadiran Islam/Orang Islam
Ini dilakukan misalnya ketika sebagian sahabat Nabi
hijrah ke Habsy. Kafir Quraisy datang menghadap raja mereka yang beragama
Nashrani dan menjelaskan tentang ajaran Islam dengan tidak benar. Namun, ketika
dikonfrontir dengan umat Islam yang dijurubicarai Ja’far, akhirnya mereka kalah
dan raja Habysi memberikan jamainan keamanan kepada umat Islam untuk hidup
tentram di negaranya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Tahap-tahap
dakwah yang dilakukan Rasulullah Saw. terbagi menjadi 2 periode, yaitu periode
Mekkah dan Periode Madinah.
2.
Tahapan Dakwah
yang dilakukan Rasulullah pada Periode Mekkah terdapat beberapa tahapan, yaitu
(1) secara sembunyi-sembunyi yang melingkupi pemantapan akidah, pembentukkan
syakhsiyah Islamiyah, dan pembentukan kelompok dakwah; (2) secara
terang-terangan yang melingkupi pertarungan pemikiran dan perjuangan politik.
3.
Tahapan dakwah
yang dilakukan Rasulullah pada periode Madinah, yaitu (1) membangun Masjid
sebagai salah satu sarana dakwah; (2) dalam memupuk ukhuwah Islamiyah antara
Kaum Muhajirin dan Kaum Anshor; (3) mengatur urusan masyarakat dengan syari’at
Islam; (4) membuat perjanjian dengan warga nonmuslim; (5) menyusun strategi
Politik dan Militer; (6) jihad fi sabilillah.
4.
Hambatan dakwah
Nabi diantaranya: (1) penghinaan ancaman dan siksaaan terhadap nabi dan
pengikutnya, (2) bujukan harta, kedudukan dan wanita, (3) bujukan bertukar
sesembahan, (4) provokasi terhadap Abu Thalib, (5) pemboikotan terhadap Bani
Hasyim dan Bani Muthallib, (6) mempengaruhi negara-negara tetangga untuk menolak
Nabi.
B. Saran
Dengan segala keterbatasan dan kekurangan penulis, demikianlah
makalah ini kami buat. Oleh karena itu, sudah pasti makalah ini memerlukan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang budiman demi lebih baiknya
makalah kami selanjutnya. Selamat membaca dan semoga bermanfaat. Amin.
DAFTAR
PUSTAKA
Farhan Syaddad, https://farhansyaddad.files.wordpress.com/2009/04,
diakses tanggal 2 November 2016.
https://infodakwahislam.wordpress.com/2013/02/11/dinamika-dakwah-islam, diakses tanggal 2 November 2016
Irah Wati Murni, https://www.islampos.com/meneladani-dakwah-rasul-2-204003,
diakses tanggal 2 November 2016.
Nurfitri Hadi, https://kisahmuslim.com/4552-pengkhianatan-yahudi-bani-qainuqa.html,
diakses tanggal 2 November 2016.
[1]Irah Wati Murni, https://www.islampos.com/meneladani-dakwah-rasul-2-204003,
diakses tanggal 2 November 2016.
[2] https://infodakwahislam.wordpress.com/2013/02/11/dinamika-dakwah-islam,
diakses tanggal 2 November 2016
[3] Farhan Syaddad, https://farhansyaddad.files.wordpress.com/2009/04,
diakses tanggal 2 November 2016.
[4] Nurfitri Hadi, https://kisahmuslim.com/4552-pengkhianatan-yahudi-bani-qainuqa.html,
diakses tanggal 2 November 2016.
Ingin Cari Kaos Dakwah Terbaik, Disini tempatnya:
BalasHapusKaos Islami Dakwah
Mau Cari Bacaan Cinta Generasi Milenia Indonesia mengasikkan, disini tempatnya:
Hati yang Tulus Tak Bisa Direkayasa
Makasih kak
BalasHapus