Senin, 02 Juli 2018

KOMPONEN DALAM PERENCANAAN SISTEM PEMBELAJARAN PAI


A.  Pendahuluan
Perencanaan adalah pemikiran sebelum pelaksanaan sesuatu tugas. Jadi Perencanaan Pengajaran berarti pemikiran tentang penerapan prinsip-prinsip umum mengajar tersebut di dalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu situasi interaksi guru dan murid, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Karena dengan perencanaan itu, maka seseorang guru akan bisa memberikan pelajaran dengan baik, karena ia dapat menghadapi situasi di dalam kelas secara tegas, mantap dan fleksibel.
Karena membuat perencanaan yang baik, maka seorang akan tumbuh menjadi seorang guru yang baik. Seorang bisa menjadi guru yang baik adalah berkat pertumbuhan, berkat pengalaman dan akibat dari hasil belajar yang terus menerus, walaupun faktor bakat ikut pula berpengaruh.
Maka di dalam makalah ini akan membahas tentang Komponen dalam Perencanaan Sistem Pembelajaran PAI.

B.  Komponen dalam Perencanaan Sistem Pembelajaran PAI
Untuk penelahaan sistem pembelajaran secara mendalam sesungguhnya dalam sistem pembelajaran terdapat beberapa komponen penyusun yang berperan dalam pelancaran mekanisme organisasi pembelajaran. Di antara beberapa komponen tersebut sangat berperan penting bagi terwujudnya tujuan pembelajaran, bahkan diantaranya merupakan komponen utama dan yang paling vital. Diantara beberapa komponen dalam sistem pembelajaran antara lain:
a.   Pendidik
Pendidik atau guru adalah sebagai pendidik, pembimbing, dan mediator. Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar mengajar. Misalnya menengahi atau memberikan jalan keluar dalam kegiatan diskusi siswa, memberikan suatu ilmu dan pengetahuan yang tidak diketahui siswa. Di tangan para gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan belajar mengajar di sekolah dan bergantungnya masa depan para siswa yang menjadi tumpuan para orang tuanya.
Guru merupakan komponen dalam sistem pembelajaran yang mempunyai tanggung jawab dalam merencanakan dan menuntut para siswa melakukan kegiatan-kegiatan belajar guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan. Guru juga bertanggung jawab atas membimbing siswa agar mereka memperoleh keterampilan-keterampilan, pemahaman, perkembangan berbagai kemampuan, dan ilmu pengetahuan yang ingin dicapai oleh wacana pembelajaran yang telah direncanakan dan ditetapkan.

b.      Peserta didik
Peserta didik dalam sistem pembelajaran PAI merupakan komponen pertama, utama, dan yang paling penting (vital). Dalam proses pembelajaran, peserta didik harus dijadikan pusat dari segala kegiatan, keputusan, dan pembentukan suasana pembelajaran. Dengan demikian berarti segala sesuatu yang berkaitan dengan perencanaan dan desain pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi peserta didik, baik kondisi kemampuan dasar, minat, bakat, motivasi, dan berbagai keberagaman di antara beberapa peserta di lingkungan pembelajaran.

c.       Tujuan
Tujuan merupakan salah satu komponen dalam sistem pembelajaran yang berkaitan dengan misi dan visi suatu lembaga pendidikan. Dengan kata lain sebuah proses pembelajaran pada mata pelajaran PAI harus memiliki tujuan pembelajaran yang diturunkan dari tujuan institusional atau tujuan lembaga pendidikan. Komponen ini adalah komponen yang penting, oleh karena itu harus dituangkan dalam bentuk tulisan pada sebuah draft perencanaan pembelajaran sehingga komponen tujuan ini dirumuskan sejak awal untuk penentuan arah dan bahan apa yang digunakan dalam pembelajaran.
d.   Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode pembelajaran adalah cara-ara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individu atau kelompok. Berbeda dengan strategi mengajar (teaching strategy), metode mengajar tidak langsung berhubungan dengan hasil mengajar yang dikehendaki. Artinya dibandingkan dengan strategi, metode pada umumnya kurang berorientasi pada tujuan (less goal oriented). Karena metode ini dianggap komsep yang lebih luas dari pada strategi.

e.       Kondisi
Kondisi atau keadaan dalam proses pembelajaran diupayakan dapat menjadi penggugah peserta didik berperan aktif baik secara fisik maupun non fisik dalam pembelajaran, berinisiatif dalam pemecahan masalah, dan dimilikinya nalar yang logis oleh peserta didik dalam penyampaian sebuah teori-teori yang ditemukannya dari beberapa sumber. Oleh karena itu, kondisi atau suasana pembelajaran dalam perkuliahan dirancang secara matang agar tercapainya tujuan khusus yang telah disepakati bersama.

f.       Sumber-sumber belajar
Sumber belajar tidak hanya berupa buku ataupun sumber-sumber yang tertulis semata, namun sumber belajar merupakan segala sesuatu yang punya kemampuan dalam penambahan dan pengisian pengalaman-pengalaman pembelajaran bagi peserta didik. Dengan demikian, maka lingkungan fisik seperti lingkungan pembelajaran, bahan atau alat ajar, dosen, petugas perpustakaan atau siapa saja yang mampu berperan dalam pemberian pengaruh baik langsung maupun tidak langsung untuk keberhasilan dalam terwujudnya pengalaman pembelajaran disebut sumber belajar.

g.   Evaluasi belajar
Hasil belajar sangat berkaitan dengan pencapaia memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan dan ditetapkan. Dengan demikian salah satu tugas pokok guru ialah mengevaluasi taraf keberhasilan rencana dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.[1] Evaluasi belajar merupakan proses yang perlu dilakukan untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan evaluasi ini ialah untuk melihat sejauh mana taraf keberhasilan mengajar dan belajar peserta didik secara tepat dan dapat dipercaya. Kita memerlukan informasi yang didukung oleh data yang objektif dan memadai tentang indikator-indikator perubahan perilaku dan pribadi peserta didik.
Secara umum dapat dikatakan bahwa evaluasi pembelajaran adalah penilaian atau pengukuran terhadap kemampuan  dan kemajuan peserta didik dalam menguasai materi yang telah disampaikan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Evaluasi merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran yang dilakukan seorang guru untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal, kecakapan siswa, dan program pengajaran.

Dari penjelasan di atas maka dapat dirumuskan bahwa khusus untuk sistem pembelajaran PAI terdapat komponen khas yang menjadi pembeda dengan sistem pembelajaran ilmu pengetahuan umum di antaranya adalah dalam pelaksanaan pembelajaran PAI harus dilandaskan pada nilai-nilai agama Islam. Dengan kata lain pembelajaran ilmu PAI bukan sekedar upaya untuk pemberian ilmu pengetahuan yang berorientasi pada target penguasan materi (peserta didik lebih banyak dalam penghafalan dan pengimanan terhadap materi begitu saja) yang diberikan pendidik. Akan tetapi sebagaimana menurut penjelasan di atas pendidik juga ikut andil dalam pemberian pedoman hidup (pesan pembelajaran) misalnya tentang moralitas (akhlak) kepada peserta didik yang dapat bermanfaat bagi dirinya dan manusia lain.[2] Komponen inilah yang ikut andil pada pemberian cetak biru khusus sehingga menjadi ciri utama pembelajaran PAI.
Ciri istimewa lainnya adalah dalam PAI tidak hanya semata-mata digambarkan pada pembahasan tentang bagaimana umat Islam dalam beragama namun secara umum ada pembahasan permasalahan yang lebih luas tentang pentingnya konsep penciptaankesuksesan’ di dunia hingga akhirat. Ini berarti dalam PAI seharunya juga ada ‘pendoktrinan’ peserta didik agar saat fokus pada pembelajaran ilmu pengetahuan umum dimaksudkan untuk digunakan demi kesejahteraan umat Islam dan tentunya juga bagi manusia lainnya secara umum. Dapat disimpulkan pembelajaran PAI tidak hanya pengajaran kepada peserta didik tentang bagaimana cara bersyiar melalui ibadah dan dakwah yang bersifat normatif. Namun menjadi pendorong bagi peserta didik untuk bersyiar Islam dengan cara dihasilkannya produk ilmu pengetahuan umum, budaya, dan gaya hidup yang berlapiskan nilai-nilai Islam sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat.[3]
Dengan demikian PAI sebagai materi dari salah satu mata pelajaran yang diberikan pada peserta bukan hanya sebagai bentuk doktrinasi yang dogmatis semata namun juga harus bisa menjadi pembangkit nalar logis peserta didik untuk didalami secara ilmiah. Dengan kata lain materi PAI tidak dipandang sebagai sebuah materi khutbah Jumat atau materi ceramah keagamaan yang sering ditemui di masyarakat berisi tentang dalil-dalil, doktrin-doktrin, dan seruan-seruan mulia (moralitas)  yang bersifat dogma agama semata. Padahal nasehat-nasehat dan petuah-petuah semuanya itu sering kali berlawanan dengan kenyataan suasana lingkungan peserta didik, artinya terjadi disparitas suasana antara ajaran Islam dengan keadaan nyata yang jauh lebih komplek yang dihadapi oleh peserta didik. Sedang dari sudut pandang lain menurut Muhammad Kosim dikemukakan tentang PAI sangat sarat dengan nilai (full value), termasuk dalam penanaman nilai-nilai kasih sayang dan keharmonisan antar sesama manusia.[4]


C. Kesimpulan
Dari pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa :
1.      Komponen dalam Perencanaan Sistem Pembelajaran PAI antara lain :
-          Pendidik
-          Peserta didik
-          Tujuan
-          Metode
-          Kondisi
-          Sumber belajar
-          Evaluasi hasil belajar
2.      Pada sistem pembelajaran PAI terdapat komponen khas yang menjadi pembeda dengan sistem pembelajaran ilmu pengetahuan umum di antaranya adalah dalam pelaksanaan pembelajaran PAI harus dilandaskan pada nilai-nilai agama Islam


DAFTAR PUSTAKA

Rusyan, A. Tabrani. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994

Fathoni, Muhammad Kholid. Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional [Paradigma Baru], Jakarta: Depag RI Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2005

Kosim, Muhammad. “Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berwawasan Multikultural,” dalam Pendidikan Agama Islam dalam Prespektif Multikulturalisme, ed. Zainal Abidin&Neneng Habibah, Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, 2009


[1]A. Tabrani Rusyan. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994, hal. 21
[2]Muhammad Kholid Fathoni, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional [Pardigma Baru] (Jakarta: Depag RI Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2005), hal. 51.
[3]Fathoni, Pendidikan Islam, hal. 52-56.
[4]Muhammad Kosim, “Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berwawasan Multikultural,” dalam Pendidikan Agama Islam dalam Prespektif Multikulturalisme, ed. Zainal Abidin&Neneng Habibah (Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, 2009), hal. 219.

1 komentar:

  1. Ingin Cari Kaos Dakwah Terbaik, Disini tempatnya:
    Kaos Islami Dakwah

    Mau Cari Bacaan Cinta Generasi Milenia Indonesia mengasikkan, disini tempatnya:
    Hati yang Tulus Tak Bisa Direkayasa

    BalasHapus

Populer :