Senin, 02 Juli 2018

PENDEKATAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA DALAM PERENCANAAN PENDIDIKAN (Mata Kuliah: Perencanaan Pendidikan)


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Perencanaan pendidikan merupakan suatu proses dalam perumusan kebijaksanaan suatu instrumen dan teknik dalam penentuan prioritas dan merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan social ekonomi suatu bangsa, serta merupakan jembatan penghubung antara harapan peserta didik, orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan.
Untuk menghubungkan dan menjembatani harapan-harapan tersebut, proses perencanaan pendidikan dilakukan melalui beberapa pendekatan. Terdapat empat pendekatan dalam perencanaan sistem pendidikan, yaitu pendekatan berdasarkan permintaan masyarakat berdasarkan pendidikan, pendekatan berdasarkan kebutuhan tenaga kerja,  pendekatan berdasarkan nilai balik dan pendekatan sistem terpadu.
Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka disini pemakalah akan membahas tentang pendekatan kebutuhan tenaga kerja dalam perencanaan pendidikan.

B.  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian pendekatan perencanaan pendidikan?
2.      Bagaimana pengertian pendekatan kebutuhan tenaga kerja dalam perencanaan pendidikan?
3.      Bagaimana implementasi pendekatan kebutuhan tenaga kerja dalam perencanaan pendidikan?

 

BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Pendekatan Perencanaan Pendidikan
Menurut Kahar Utsman dan Nadhirin, Pendekatan merupakan serangkaian asumsi dasar dalam memecahkan berbagai masalah yang saling berkaitan. Pendekatan berfungsi mendiskripsikan hakikat yang akan dilakukan dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Pendekatan dapat berwujud cara pandang, filsafat atau kepercayaan yang diyakini kebenarannya.
Menurut Endang Soenarya, Perencanaan pendidikan merupakan suatu proses rasional dalam perumusan kebijaksanaan suatu instrumen dan teknik dalam penentuan prioritas dan merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan social ekonomi suatu bangsa, serta merupakan jembatan penghubung antara harapan peserta didik, orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan.[1] Sedangkan menurut Albert Waterston mengemukakan bahwa perencanaan pendidikan adalah investasi pendidikan yang dapat dijalankan dan kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang didasarkan atas pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial. Hal ini dipertegas oleh Effendi bahwa perencanaan pendidikan merupakan suatu proses intelektual dalam rangka menetapkan strategi pengembangan pendidikan yang terpadu dengan pembangunan yang menyeluruh.[2]
Berdasarkan uraian diatas, maka pendekatan perencanaan pendidikan adalah titik tolak atau sudut pandang yang digunakan dalam proses pelaksanaan pendidikan dengan adanya langkah-langkah kegiatan yang sistematis guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

B.    Pendekatan Kebutuhan Ketenagakerjaan (Manpower Approach)
            Menurut A.W. Guruge adalah “gearing on educational efforts to the fulfiment of national man power requirement.” (ditujukan untuk mengarahkan kegiatan pendidikan kepada usaha untuk memenuhi kebutuhan nasional akan tenaga kerja).[3]
            Menurut Matin Pendekatan kebutuhan ketenagakerjaan mengutamakan adanya keterkaitan antara lulusan sistem pendidikan dengan tuntutan akan tenaga kerja pada berbagai sektor pembangunan. Penekanan pendekatan ini yang utama adalah pada relevansi program pendidikan dengan sektor pembangunan guna menghasilkan lulusan yang siap bekerja. Implikasi pendekatan ini terhadap perencanaan pendidikan adalah bahwa pendidikan yang direncanakan harus diorientasikan pada pekerjaan yang mungkin diperlukan di pasaran kerja.
Menurut Arifin beberapa kelebihan-kelebihan pendekatan ketenagakerjaan, antara lain:
a.   Prospek pembelajaran atau layanan pendidikan di satuan pendidikan mempunyai aspek korelasional yang tinggi dalam tuntutan dunia kerja yang dibutuhkan oleh masyarakat.
b.   Adanya keterjalinan yang erat antar lembaga pendidikan dengan dunia usaha dan industri, untuk meminimalisir terjadinya kesenjangan antar dunia pendidikan dengan dunia industri dan usaha.

Kelemahan
Kelemahan pendekatan manpower adalah:
  1. Peranan yang terbatas terhadap perencanaan pendidikan (misalnya mengabaikan SD karena tidak langsung menyentuh dunia kerja, padahal tenaga-tenaga semi-skilled dan unskilled tetap dibutuhkan.
  2. Menggunakan klasifikasi dan rasio manpower yang didasarkan atas keadaan masyarakat yang telah mencapai taraf ekonomi industri
  3. Prakiraan (forecasting) yang tidak dapat dipercaya mengenai kebutuhan manpower bagi perencanaan pendidikan karena ketidakpastian ekonomi dan teknologi
  4. Apabila pendekatan-pendekatan akan pendidikan adalah proses jangka lama yang menghendaki ketelitian dan kecermatan. secara murni dilaksanakan maka kesukarannya adalah dalam pengembangan program yang relevan itu. Jenis kerja, persyaratan kerja, klasifikasi kerja, tingkat kerja amat tidak pasti dan perubahannya amat cepat.

Pendekatan kebutuhan tenaga kerja dalam perencanaan pendidikan harus dapat menjamin setiap lulusan dapat terjun ke masyarakat dengan kemampuan untuk menjadi pekerja yang produktif.
Masalah yang timbul dalam perencanaan tenaga kerja terutama bagi negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, antara lain:[4]
  1. Jenis dan jumlah lapangan kerja.
  2. Persyaratan yang jelas mengenai mutu personil yang dituntut oleh pasaran tenaga kerja.
  3. Perbandingan jumlah personil berdasarkan jenjang keahlian.
  4. Kebutuhan yang riil akan tenaga kerja.

Oleh karena itu perencanaan yang realistis menjadi sangat penting terhadap akan terjadinya masalah-masalah yang akan dihadapi di kemudian hari dalam kaitannya dengan tenaga kerja yang akan diharapkan. Dengan menggunakan pendekatan tadi berusaha mencari keseimbangan antara lapangan kerja yang tersedia atau akan tersedia  di masa depan dengan jumlah murid yang diizinkan memasuki jalur pendidikan yang sesuai dengan permintaan lapangan kerja itu. Dengan demikian jumlah murid yang diizinkan mengikuti suatu jenis pendidikan tertentu dilihat sebagai akibat dari penyesuaian kebutuhan dari lapangan kerja tertentu.

C.   Implementasi Pendekatan Kebutuhan Tenaga Kerja dalam Perencanaan Pendidikan
Pendekatan yang dipakai dalam penyusunan perencanaan pendidikan suatu negara sangat tergantung kepada kebijakan pemerintah yang sedang dilaksanakan.
Dalam hal ini perencanaan pendidikan dapat meyakinkan bahwa penyediaan fasilitas dan pengarahan arus murid benar-benar didasarkan atas perkiraan kebutuhan tenaga kerja tadi. Akan tetapi metode-metode untuk memperkirakan kebutuhan tenaga kerja perlu ditetapkan terlebih dahulu sesuai dengan kepentingan dan kondisi negara yang bersangkutan. Salah satu metode misalnya bukan hanya sekedar memperhatikan kebutuhan saja tetapi perlu meneliti berbagai jenis tenaga yang terlatih yang diperlukan oleh negara atas dasar perbandingan atau ratio yang seimbang, misalnya perbandingan antara insinyur dan teknisi ahli.
Pendidikan ketenagakerjaan ini sering dipergunakan oleh negara-negara yang sudah berkembang ataupun negara yang teknologinya sudah maju, dimana setiap waktu diperlukan jenis keahlian yang baru. Ahli teknologi modern dengan menciptakan teori dan sistem yang baru dengan sendirinya mendorong teknologi untuk berkembang secara pesat dan hal ini menyebabkan pula timbulnya kebutuhan akan tenaga kerja dari jenis yang baru untuk menangani atau mengelolanya.
Perencana pendidikan diminta untuk merencanakan kegiatan/usaha pendidikan sedemikian rupa sehingga menjamin setiap individu, tentunya seorang lulusan lembaga pendidikan dapat terjun ke masyarakat dengan suatu kemampuan untuk menjadi seorang pekerja yang produktif. Dengan kata lain, anak didik melalui sistem pendidikan harus disiapkan menjadi tenaga kerja dan perencanaan mengenai keperluan akan tenaga kerja harus diintegrasikan secara menyeluruh ke dalam perencanaan pendidikan ekonomi. Jadi, dalam merencanakan keperluan tenaga kerja, perkembangan ekonomi dimasa depan dianggap sebagai tujuan/ target yang ditetapkan secara tersendiri.
Menurut pendekatan ini, perhitungan kebutuhan tenaga kerja dan perencanaan pendidikan yang ditujukan kearah pembentukan tenaga kerja dianggap sebagai prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang secara struktural seimbang dan sebagai prasyarat bagi sistem pendidikan yang fungsional. Kebutuhan akan tenaga kerja semata-mata dari pertumbuhan ekonomi dimasa depan yang efisien dan bagi penggunaan secara optimal sumber-sumber tersedia pada sistem pendidikan.[5]
Ada beberapa alasan pendekatan kebutuhan tenaga kerja digunakan dalam perencanaan pendidikan,antara lain:[6]
a.       Pendidikan mempersiapkan peserta didik untuk bekerja
b.      Pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan kualitas tenaga kerja
c.       Digunakan sebagai penjamin keefektifan tenaga kerja, setidaknya membekali tenaga kerja dengan etika kerja
d.      Adanya keterjalinan erat antara lembaga pendidikan dengan dunia usaha, hal ini tentu positif untuk meminimalisir terjadinya kesenjangan diantara keduanya
e.       Proses pembelajaran atau layanan pendidikan di satuan pendidikan mempunyai aspek korelasional yang tinggi dengan tuntutan dunia kerja.


BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.     Pendekatan merupakan serangkaian asumsi dasar dalam memecahakan berbagai masalah yang saling berkaitan. Menurut Endang Soenarya, Perencanaan pendidikan merupakan suatu proses rasional dalam perumusan kebijaksanaan suatu instrument dan teknik dalam penentuan prioritas dan merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan social ekonomi suatu bangsa, serta merupakan jembatan penghubung antara harapan peserta didik, orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan. Jadi, pendekatan perencanaan pendidikan adalah titik tolak atau sudut pandang yang digunakan dalam proses pelaksanaan pendidikan dengan adanya langkah-langkah kegiatan yang sistematis guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien
2.     Perencanaan pendidikan dengan pendekatan kebutuhan tenaga kerja mengutamakan kepada keterkaitan lulusan sistem pendidik dengan tuntutan terhadap tenaga kerja pada berbagai sektor pembangunan dengan tujuan yang akan dicapai adalah bahwa pendidikan itu diperlukan untuk membantu lulusan memperoleh kesempatan kerja yang lebih baik sehingga tingkat kehidupannya dapat diperbaiki. Tekanan dalam pendekatan ini adalah relevansi program pendidikan dalam berbagai sektor pembangunan dilihat dari pemenuhan ketenagaan. Pendekatan ini bertujuan untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan pendidikan kepada usaha untuk memenuhi kebutuhan nasional akan tenaga kerja, sehingga diharapkan dapat memberikan keyakinan penyediaan fasilitas dan pengarahan arus murid benar-benar didasarkan atas perkiraan kebutuhan tenaga kerja.
3.     Implementasi pendekatan kebutuhan tenaga kerja dalam perencanaan pendidikan yaitu dalam hal ini perencanaan pendidikan dapat meyakinkan bahwa penyediaan fasilitas dan pengarahan arus murid benar-benar didasarkan atas perkiraan kebutuhan tenaga kerja tadi. Akan tetapi metode-metode untuk memperkirakan kebutuhan tenaga kerja perlu ditetapkan terlebih dahulu sesuai dengan kepentingan dan kondisi negara yang bersangkutan. Salah satu metode misalnya bukan hanya sekedar memperhatikan kebutuhan saja tetapi perlu meneliti berbagai jenis tenaga yang terlatih yang diperlukan oleh negara atas dasar perbandingan atau ratio yang seimbang, misalnya perbandingan antara insinyur dan teknisi ahli.
Pendidikan ketenagakerjaan ini sering dipergunakan oleh negara-negara yang sudah berkembang ataupun negara yang teknologinya sudah maju, dimana setiap waktu diperlukan jenis keahlian yang baru. Ahli teknologi modern dengan menciptakan teori dan sistem yang baru dengan sendirinya mendorong teknologi untuk berkembang secara pesat dan hal ini menyebabkan pula timbulnya kebutuhan akan tenaga kerja dari jenis yang baru untuk menangani atau mengelolanya.

















DAFTAR PUSTAKA

Effendi, A.R, 1987, Perencanaan Pendidikan dan Permasalahannya, Malang: Majalah Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Malang
Sa’ud, U.S. dan Makmun, A.S. 2007.  Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komperhensif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Indar, Djumberansyah. 1995. Perencanaan Pendidikan Strategi dan Implementasinya. Surabaya: Karya Aditama
Usman, H. 2006. Manajemen. Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta
Sari, D. W. 2011. Teori Perencanaan Pendidikan, (Online),  (https://desiwidiasari.wordpress.com/2017/11/07/teori-perencanaanpendidikan/), diakses 07 November2017


[1]Sari, D. W. 2011. Teori Perencanaan Pendidikan, (Online),  (https://desiwidiasari.wordpress.com/2017/11/ 07/teori-perencanaanpendidikan/), diakses 07 November2017
[2] Effendi, A.R,1987, Perencanaan Pendidikan dan Permasalahannya, Malang: Majalah Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Malang, hlm. 13
[3]Sa’ud, U.S. dan Makmun, A.S. 2007.  Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komperhensif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, hlm.239
        [4] Sa’ud, U.S. dan  Makmun, A.S., Ibid, hlm.242
[5] Indar, Djumberansyah,1995, Perencanaan Pendidikan Strategi dan Implementasinya, Surabaya: Karya Aditama.
[6]Usman, H. 2006, Manajemen, Teori, Praktek dan Riset Pendidikan, Jakarta:Bumi Aksara, hlm.60

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer :