BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan
pendidikan merupakan suatu proses dalam perumusan kebijaksanaan suatu instrumen
dan teknik dalam penentuan prioritas dan merupakan bagian integral dari
perencanaan pembangunan social ekonomi suatu bangsa, serta merupakan jembatan
penghubung antara harapan peserta didik, orang tua, masyarakat, dan pemerintah
dalam mencapai tujuan pendidikan.
Untuk
menghubungkan dan menjembatani harapan-harapan tersebut, proses perencanaan
pendidikan dilakukan melalui beberapa pendekatan. Terdapat empat pendekatan
dalam perencanaan sistem pendidikan, yaitu pendekatan berdasarkan permintaan
masyarakat berdasarkan pendidikan, pendekatan berdasarkan kebutuhan tenaga
kerja, pendekatan berdasarkan nilai balik dan pendekatan sistem terpadu.
Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka disini pemakalah
akan membahas tentang pendekatan kebutuhan tenaga kerja dalam perencanaan
pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
pengertian pendekatan perencanaan pendidikan?
2.
Bagaimana
pengertian pendekatan kebutuhan tenaga kerja dalam perencanaan pendidikan?
3.
Bagaimana
implementasi pendekatan kebutuhan tenaga kerja dalam perencanaan pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pendekatan Perencanaan Pendidikan
Menurut
Kahar Utsman dan Nadhirin, Pendekatan merupakan serangkaian asumsi dasar dalam
memecahkan berbagai masalah yang saling berkaitan. Pendekatan berfungsi
mendiskripsikan hakikat yang akan dilakukan dalam memecahkan masalah yang
dihadapi. Pendekatan dapat berwujud cara pandang, filsafat atau kepercayaan
yang diyakini kebenarannya.
Menurut Endang Soenarya, Perencanaan
pendidikan merupakan suatu proses rasional dalam perumusan kebijaksanaan suatu
instrumen dan teknik dalam penentuan prioritas dan merupakan bagian integral
dari perencanaan pembangunan social ekonomi suatu bangsa, serta merupakan
jembatan penghubung antara harapan peserta didik, orang tua, masyarakat, dan
pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan.[1]
Sedangkan menurut Albert Waterston mengemukakan bahwa perencanaan pendidikan
adalah investasi pendidikan yang dapat dijalankan dan kegiatan-kegiatan
pembangunan lain yang didasarkan atas pertimbangan ekonomi dan biaya serta
keuntungan sosial. Hal ini dipertegas oleh Effendi bahwa perencanaan pendidikan
merupakan suatu proses intelektual dalam rangka menetapkan strategi
pengembangan pendidikan yang terpadu dengan pembangunan yang menyeluruh.[2]
Berdasarkan uraian diatas, maka
pendekatan perencanaan pendidikan adalah titik tolak atau sudut pandang yang
digunakan dalam proses pelaksanaan pendidikan dengan adanya langkah-langkah
kegiatan yang sistematis guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien.
B.
Pendekatan
Kebutuhan Ketenagakerjaan (Manpower Approach)
Menurut A.W. Guruge adalah “gearing on educational efforts to the fulfiment
of national man power requirement.” (ditujukan untuk mengarahkan kegiatan
pendidikan kepada usaha untuk memenuhi kebutuhan nasional akan tenaga kerja).[3]
Menurut Matin Pendekatan kebutuhan ketenagakerjaan mengutamakan adanya
keterkaitan antara lulusan sistem pendidikan dengan tuntutan akan tenaga kerja
pada berbagai sektor pembangunan. Penekanan pendekatan ini yang utama adalah
pada relevansi program pendidikan dengan sektor pembangunan guna menghasilkan
lulusan yang siap bekerja. Implikasi pendekatan ini terhadap perencanaan
pendidikan adalah bahwa pendidikan yang direncanakan harus diorientasikan pada
pekerjaan yang mungkin diperlukan di pasaran kerja.
Menurut
Arifin beberapa kelebihan-kelebihan pendekatan ketenagakerjaan, antara lain:
a. Prospek
pembelajaran atau layanan pendidikan di satuan pendidikan mempunyai aspek korelasional
yang tinggi dalam tuntutan dunia kerja yang dibutuhkan oleh masyarakat.
b. Adanya
keterjalinan yang erat antar lembaga pendidikan dengan dunia usaha dan
industri, untuk meminimalisir terjadinya kesenjangan antar dunia pendidikan
dengan dunia industri dan usaha.
Kelemahan
Kelemahan
pendekatan manpower adalah:
- Peranan yang terbatas terhadap perencanaan pendidikan (misalnya mengabaikan SD karena tidak langsung menyentuh dunia kerja, padahal tenaga-tenaga semi-skilled dan unskilled tetap dibutuhkan.
- Menggunakan klasifikasi dan rasio manpower yang didasarkan atas keadaan masyarakat yang telah mencapai taraf ekonomi industri
- Prakiraan (forecasting) yang tidak dapat dipercaya mengenai kebutuhan manpower bagi perencanaan pendidikan karena ketidakpastian ekonomi dan teknologi
- Apabila pendekatan-pendekatan akan pendidikan adalah proses jangka lama yang menghendaki ketelitian dan kecermatan. secara murni dilaksanakan maka kesukarannya adalah dalam pengembangan program yang relevan itu. Jenis kerja, persyaratan kerja, klasifikasi kerja, tingkat kerja amat tidak pasti dan perubahannya amat cepat.
Pendekatan kebutuhan tenaga kerja
dalam perencanaan pendidikan harus dapat menjamin setiap lulusan dapat terjun
ke masyarakat dengan kemampuan untuk menjadi pekerja yang produktif.
Masalah yang timbul dalam
perencanaan tenaga kerja terutama bagi negara yang sedang berkembang seperti
Indonesia, antara lain:[4]
- Jenis dan jumlah lapangan kerja.
- Persyaratan yang jelas mengenai mutu personil yang dituntut oleh pasaran tenaga kerja.
- Perbandingan jumlah personil berdasarkan jenjang keahlian.
- Kebutuhan yang riil akan tenaga kerja.
Oleh karena itu perencanaan yang
realistis menjadi sangat penting terhadap akan terjadinya masalah-masalah yang
akan dihadapi di kemudian hari dalam kaitannya dengan tenaga kerja yang akan
diharapkan. Dengan menggunakan pendekatan tadi berusaha mencari keseimbangan
antara lapangan kerja yang tersedia atau akan tersedia di masa depan dengan jumlah murid yang diizinkan
memasuki jalur pendidikan yang sesuai dengan permintaan lapangan kerja itu.
Dengan demikian jumlah murid yang diizinkan mengikuti suatu jenis pendidikan
tertentu dilihat sebagai akibat dari penyesuaian kebutuhan dari lapangan kerja
tertentu.
C.
Implementasi Pendekatan Kebutuhan Tenaga Kerja dalam Perencanaan
Pendidikan
Pendekatan
yang dipakai dalam penyusunan perencanaan pendidikan suatu negara sangat
tergantung kepada kebijakan pemerintah yang sedang dilaksanakan.
Dalam
hal ini perencanaan pendidikan dapat meyakinkan bahwa penyediaan fasilitas dan
pengarahan arus murid benar-benar didasarkan atas perkiraan kebutuhan tenaga
kerja tadi. Akan tetapi metode-metode untuk memperkirakan kebutuhan tenaga
kerja perlu ditetapkan terlebih dahulu sesuai dengan kepentingan dan kondisi
negara yang bersangkutan. Salah satu metode misalnya bukan hanya sekedar
memperhatikan kebutuhan saja tetapi perlu meneliti berbagai jenis tenaga yang
terlatih yang diperlukan oleh negara atas dasar perbandingan atau ratio yang
seimbang, misalnya perbandingan antara insinyur dan teknisi ahli.
Pendidikan
ketenagakerjaan ini sering dipergunakan oleh negara-negara yang sudah
berkembang ataupun negara yang teknologinya sudah maju, dimana setiap waktu
diperlukan jenis keahlian yang baru. Ahli teknologi modern dengan menciptakan teori
dan sistem yang baru dengan sendirinya mendorong teknologi untuk berkembang
secara pesat dan hal ini menyebabkan pula timbulnya kebutuhan akan tenaga kerja
dari jenis yang baru untuk menangani atau mengelolanya.
Perencana
pendidikan diminta untuk merencanakan kegiatan/usaha pendidikan sedemikian rupa
sehingga menjamin setiap individu, tentunya seorang lulusan lembaga pendidikan
dapat terjun ke masyarakat dengan suatu kemampuan untuk menjadi seorang pekerja
yang produktif. Dengan kata lain, anak didik melalui sistem pendidikan harus disiapkan
menjadi tenaga kerja dan perencanaan mengenai keperluan akan tenaga kerja harus
diintegrasikan secara menyeluruh ke dalam perencanaan pendidikan ekonomi. Jadi,
dalam merencanakan keperluan tenaga kerja, perkembangan ekonomi dimasa depan
dianggap sebagai tujuan/ target yang ditetapkan secara tersendiri.
Menurut
pendekatan ini, perhitungan kebutuhan tenaga kerja dan perencanaan pendidikan
yang ditujukan kearah pembentukan tenaga kerja dianggap sebagai prasyarat bagi pertumbuhan
ekonomi yang secara struktural seimbang dan sebagai prasyarat bagi sistem
pendidikan yang fungsional. Kebutuhan akan tenaga kerja semata-mata dari
pertumbuhan ekonomi dimasa depan yang efisien dan bagi penggunaan secara
optimal sumber-sumber tersedia pada sistem pendidikan.[5]
Ada
beberapa alasan pendekatan kebutuhan tenaga kerja digunakan dalam perencanaan
pendidikan,antara lain:[6]
a.
Pendidikan
mempersiapkan peserta didik untuk bekerja
b.
Pendidikan
dan pelatihan dapat meningkatkan kualitas tenaga kerja
c.
Digunakan
sebagai penjamin keefektifan tenaga kerja, setidaknya membekali tenaga kerja
dengan etika kerja
d.
Adanya
keterjalinan erat antara lembaga pendidikan dengan dunia usaha, hal ini tentu
positif untuk meminimalisir terjadinya kesenjangan diantara keduanya
e.
Proses
pembelajaran atau layanan pendidikan di satuan pendidikan mempunyai aspek
korelasional yang tinggi dengan tuntutan dunia kerja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Pendekatan
merupakan serangkaian asumsi dasar dalam memecahakan berbagai masalah yang
saling berkaitan. Menurut Endang Soenarya, Perencanaan pendidikan merupakan
suatu proses rasional dalam perumusan kebijaksanaan suatu instrument dan teknik
dalam penentuan prioritas dan merupakan bagian integral dari perencanaan
pembangunan social ekonomi suatu bangsa, serta merupakan jembatan penghubung
antara harapan peserta didik, orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam
mencapai tujuan pendidikan. Jadi, pendekatan perencanaan pendidikan adalah
titik tolak atau sudut pandang yang digunakan dalam proses pelaksanaan
pendidikan dengan adanya langkah-langkah kegiatan yang sistematis guna mencapai
tujuan pendidikan secara efektif dan efisien
2.
Perencanaan
pendidikan dengan pendekatan kebutuhan tenaga kerja mengutamakan kepada
keterkaitan lulusan sistem pendidik dengan tuntutan terhadap tenaga kerja pada
berbagai sektor pembangunan dengan tujuan yang akan dicapai adalah bahwa
pendidikan itu diperlukan untuk membantu lulusan memperoleh kesempatan kerja
yang lebih baik sehingga tingkat kehidupannya dapat diperbaiki. Tekanan dalam
pendekatan ini adalah relevansi program pendidikan dalam berbagai sektor
pembangunan dilihat dari pemenuhan ketenagaan. Pendekatan ini bertujuan untuk
mengarahkan kegiatan-kegiatan pendidikan kepada usaha untuk memenuhi kebutuhan
nasional akan tenaga kerja, sehingga diharapkan dapat memberikan keyakinan
penyediaan fasilitas dan pengarahan arus murid benar-benar didasarkan atas
perkiraan kebutuhan tenaga kerja.
3.
Implementasi
pendekatan kebutuhan tenaga kerja dalam perencanaan pendidikan yaitu dalam hal
ini perencanaan pendidikan dapat meyakinkan bahwa penyediaan fasilitas dan
pengarahan arus murid benar-benar didasarkan atas perkiraan kebutuhan tenaga
kerja tadi. Akan tetapi metode-metode untuk memperkirakan kebutuhan tenaga
kerja perlu ditetapkan terlebih dahulu sesuai dengan kepentingan dan kondisi
negara yang bersangkutan. Salah satu metode misalnya bukan hanya sekedar
memperhatikan kebutuhan saja tetapi perlu meneliti berbagai jenis tenaga yang
terlatih yang diperlukan oleh negara atas dasar perbandingan atau ratio yang
seimbang, misalnya perbandingan antara insinyur dan teknisi ahli.
Pendidikan ketenagakerjaan ini
sering dipergunakan oleh negara-negara yang sudah berkembang ataupun negara
yang teknologinya sudah maju, dimana setiap waktu diperlukan jenis keahlian
yang baru. Ahli teknologi modern dengan menciptakan teori dan sistem yang baru
dengan sendirinya mendorong teknologi untuk berkembang secara pesat dan hal ini
menyebabkan pula timbulnya kebutuhan akan tenaga kerja dari jenis yang baru
untuk menangani atau mengelolanya.
DAFTAR
PUSTAKA
Effendi,
A.R, 1987, Perencanaan Pendidikan dan
Permasalahannya, Malang: Majalah Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Malang
Sa’ud, U.S. dan Makmun, A.S.
2007. Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komperhensif. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
Indar,
Djumberansyah. 1995. Perencanaan
Pendidikan Strategi dan Implementasinya. Surabaya: Karya Aditama
Usman, H. 2006. Manajemen. Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan. Bumi Aksara.
Jakarta
Sari, D. W. 2011. Teori
Perencanaan Pendidikan, (Online), (https://desiwidiasari.wordpress.com/2017/11/07/teori-perencanaanpendidikan/),
diakses 07 November2017
[1]Sari, D. W. 2011. Teori Perencanaan Pendidikan,
(Online), (https://desiwidiasari.wordpress.com/2017/11/
07/teori-perencanaanpendidikan/), diakses 07 November2017
[2] Effendi, A.R,1987, Perencanaan Pendidikan dan Permasalahannya, Malang: Majalah
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Malang, hlm. 13
[3]Sa’ud, U.S. dan Makmun,
A.S. 2007. Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komperhensif, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, hlm.239
[5] Indar, Djumberansyah,1995, Perencanaan Pendidikan Strategi dan
Implementasinya, Surabaya: Karya Aditama.
[6]Usman, H. 2006, Manajemen, Teori, Praktek dan Riset
Pendidikan, Jakarta:Bumi Aksara, hlm.60
Tidak ada komentar:
Posting Komentar