A. Identitas Jurnal
1.
Judul : “Gambaran Kesejahteraan Psikologis pada
Remaja Laki-Laki di SMA Negeri Se-DKI Jakarta”
2.
Keywords : Kesejahteraan
psikologis, remaja laki-laki
3.
Nama Penulis : 1) Susi Fitri
2) Meithy Intan Rukia Luawo
3) Ranchia Noor
4.
Departemen Penulis : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Jakarta
5.
Tahun : 2017
6.
Metode Penelitian : Deskriptif Kuantitatif
7.
Tujuan Penelitian : Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran kesejahteraan psikologis pada remaja
laki-laki di SMA Negeri se-DKI Jakarta
B. Ringkasan Jurnal
1. Abstrak
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran kesejahteraan psikologis pada remaja
laki-laki di SMA Negeri se-DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kuantitatif. Subyek penelitian ini adalah siswa laki-laki di SMA
Negeri se-DKI Jakarta dengan sampel 15% dari populasi, dengan teknik multistages
random sampling. Sehingga sampel yang diambil sebanyak 303 responden.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen scale of
psychological well-being (SPWB) yang diadaptasi dari Ryff, yang telah diuji
validitas dan reliabilitasnya dan menghasilkan 60 butir pernyataan yang valid
dan 24 butir pernyataan yang drop dari keseluruhan 84 butir pernyataan.
Sedangkan reliabilitasnya sebesar 0,895 yang berarti tinggi. Analisa data hasil
penelitian menggunakan teknik deskriptif persentase. Berdasarkan analisa data,
dapat disimpulkan bahwa sebagian responden berada pada kategori sedang dengan
persentase sebesar 54,45%. Hal ini menunjukkan bahwa kesejahteraan psikologis
pada remaja di SMA Negeri se-DKI Jakarta cukup baik. Jika dilihat per aspek,
persentase tertinggi ada pada aspek penerimaan diri. Sedangkan jika dilihat per
kelas tingkat kesejahteraan psikologis pada remaja laki-laki pada kelas XII
memiliki persantase tertinggi.
2. Pendahuluan
Kesejahteraan psikologis atau psychological well-being merupakan
kondisi dimana seseorang memiliki fungsi mental yang baik, merasakan
kebahagian, dan dapat mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Ryff (1995),
menyatakan bahwa kesejahteraan psikologis adalah keadaan individu yang dapat
menerima kekuatan dan kelemahan diri sebagaimana adanya, memilki hubungan
positif dengan orang lain, mampu mengarahkan perilakunya sendiri, mampu
menguasai lingkungan, serta memiliki tujuan dalam hidup.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis. sehingga
tidak semua orang memilki tingkat kesejahteraan psikologis yang sama.
Penelitian-penelitian yang sudah ada menunjukkan bahwa tidak ada penentu
tunggal dari kesejahteraan. Beberapa kondisi tampaknya diperlukan untuk
mencapai kesejahteraan psikologis yang tinggi seperti kesehatan mental dan
hubungan sosial yang positif. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan
kesejahteraan psikologis diantaranya usia,gender, status sosial, ekonomi,
pendidikan, budaya, religiusitas, kepribadian, dan dukungan sosial. Ryff dan
Keyes (1995) menemukan bahwa aspek penguasaan lingkungan dan aspek otonomi
terdapat pola yang meningkat seiring pertambahan usia.
3. Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri di seluruh DKI Jakarta.
Penelitian ini di laksanakan pada bulan maret sampai bulan desember 2016.
Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dalam penelitian survey.
Pada penelitian ini, yang menjadi populasi penelitian adalah remaja SMA
Negeri di lima wilayah DKI Jakarta, yaitu 36.529 siswa dari 134 SMA Negeri di
DKI Jakarta. Pada penelitian ini, teknik sampel yang digunakan adalah Gugus
Bertahap Ganda (dua atau lebih) atau Multistages Sampling. Sehingga, dengan
teknik pengambilan sampling yang digunakan terdapat total sampel responden
sekitar 303 siswa yang akan mewakili DKI Jakarta.
4. Hasil dan Pembahasan
Penelitian yang telah dilakukan kepada 303 siswa laki-laki SMA Negeri
yang berada di wilayah DKI Jakarta sebagian besar berada pada kategori sedang,
artinya sebagian besar remaja laki-laki memiliki kesejahteraan psikologis yang
cukup baik.
Remaja
laki-laki telah memiliki kesejahteraan psikologis per aspek dengan cukup baik,
dimana aspek penerimaan diri, otonomi, penguasaan lingkungan, dan aspek tujuan
dalam hidup pada remaja laki-laki berada di kategorisasi sedang dengan jumlah
persentase yang lebih tinggi dibandingkan aspek hubungan yang positif dengan orang
lain dan aspek perkembangan pribadi.
Posisi
teratas pada kategorisasi sedang yaitu aspek penerimaan diri, menunjukkan bahwa
remaja laki-laki telah memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan
memiliki perasaan yang positif terhadap masa lalu yang cukup baik.
Posisi
kedua, aspek otonomi. aspek ini menunjukkan kemampuan laki-laki yang telah
mampu mandiri serta dapat mengatasi tekanan sosial.
Posisi
ketiga, aspek penguasaan lingkungan pada remaja laki laki disebabkan oleh
kematangan sebagai seseorang yang membangun ketertarikan yang kuat di luar dan
berpartisipasi dalam aktivitas manusia.
Posisi
keempat, aspek tujuan hidup. remaja laki-laki memiliki tujuan dan sasaran yang
ingin dicapai dalam hidup dengan cukup baik. Mayoritas remaja laki-laki memiliki
kemandirian pada kategori sedang dan memilki tujuan dalam hidup pada kategori
sedang. Sehingga terdapat hubungan positif antara tujuan dalam hidup dengan
kemandirian atau semakin tinggi tujuan dalam hidup maka semakin tinggi
kemandirian pada remaja laki-laki.
Sedangkan
posisi kelima, aspek perkembangan pribadi. Remaja laki-laki menganggap diri
mereka dapat membuat kemajuan yang signifikan dan mengembangkan diri mereka
untuk masa depan. Dapat dilihat dari kemampuan remaja laki-laki untuk selalu
berubah dalam konteks pengembangan sikap atau perilaku baru.
C. Analisis Jurnal
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar remaja laki-laki di SMA Negeri se-DKI Jakarta memiliki kesejahteraan psikologis
yang cukup baik. Kesejahteraan psikologis ini terbagi menjadi lima aspek yaitu:
(1) aspek penerimaan diri, (2) aspek otonomi, (3) aspek penguasaan lingkungan,
(4) aspek tujuan hidup, dan (5) aspek perkembangan pribadi.
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa semakin bertambah usia seseorang
maka akan lebih tinggi tingkat kesejahteraan psikologisnya. Hal ini sesuai
dengan konsep kematangan yang kemukakan oleh Gordon Allport bahwa kematangan
kepribadian merupakan hasil akhir keselarasan antara fungsi-fungsi fisik dan
psikis sebagai hasil pertumbuhan dan perkembangan. Psikologis remaja adalah
pembahasan yang selalu hangat di kalangan para pakar karena selalu berkembang
sesuai perkembangan zaman. Kondisi psikologis remaja antara suatu daerah dengan
daerah lain bisa saja berbeda karena adanya perbedaan budaya dan adat istiadat.
Pembahasan dan referensi dipaparkan dengan sangat jelas hanya saja pada
pembahasan masih menyebutkan referensi-referensi sehingga sedikit membingungkan
pembaca.
D. Kelebihan dan Kelemahan
1. Kelebihan
Kelebihan pada
penelitian ini adalah penggunaan teori dan referensi yang sangat gamblang
sehingga dapat dipahami secara runtut. Hasil penelitian juga disajikan dengan
tabel sehingga mudah untuk dipahami.
2. Kelemahan
Penelitian ini
terdapat kelemahan yaitu hanya dilaksanakan di kota besar saja. Jika
dilaksanakan di wilayah pedesaan mungkin hasilnya sedikit berbeda. Budaya dan
pola pikir orang di daerah perkotaan dan pedesaan tentunya berbeda, sehingga
kondisi psikologisnya pun juga berbeda.
E. Saran
1.
Bagi remaja diharapkan agar bisa memahami
serta menguasai emosi, sehingga mampu mencapai kondisi emosional yang adaptif,
sebagai upaya remaja untuk mendapat tempat, peran, dan penerimaan diri dari
lingkungan.
2.
Bagi orang tua diharapkan agar mengetahui
kebutuhan anak dan mampu bersikap bijaksana dalam segala permasalahan yang
dihadapi oleh anak.
Ingin Cari Kaos Dakwah Terbaik, Disini tempatnya:
BalasHapusKaos Islami Dakwah
Mau Cari Bacaan Cinta Generasi Milenia Indonesia mengasikkan, disini tempatnya:
Hati yang Tulus Tak Bisa Direkayasa