BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat dunia dewasa ini
merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat ke
bagian-bagian dunia lain berkat adanya komunikasi modern. Penemuan-penemuan
baru di bidang teknologi yang terjadi di suatu tempat, dengan cepat dapat
diketahui oleh masyarakat lain yang berada jauh dari tempat tersebut.
Perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu.
Namun dewasa ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepatnya,
sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya. Perubahan-perubahan sering
berjalan secara konstan. Ia tersebut memang terikat oleh waktu dan tempat. Akan
tetapi karena sifatnya yang berantai, maka perubahan terlihat berlangsung
terus, walau diselingi keadaan di mana masyarakat mengadakan reorganisasi
unsur-unsur struktur masyarakat yang terkena perubahan.
Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial,
norma-norma sosial, pola-pola prilaku organisasi, susunan lembaga
kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang,
interaksi sosial dan lain sebagainya. Karena luasnya bidang dimana mungkin
terjadi perubahan-perubahan tersebut maka bilamana seseorang hendak membuat
penelitian perlulah terlebih dahulu ditentukan secara tegas, perubahan apa yang
dimaksudnya dasar penelitiannya mungkin tak akan jelas, apabila hal tersebut
tidak dikemukakan terlebih dahulu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat ditarik rumusan
masalah sebagai berikut:
1.
Pengertian
perubahan alam, sosial dan budaya
2.
Bentuk-bentuk
perubahan alam, sosial dan budaya
3.
Faktor penyebab
perubahan alam, sosial budaya
4.
Faktor pendorong
perubahan sosial budaya
5.
Faktor penghambat
perubahan sosial budaya
6.
Dampak perubahan
sosial budaya
7.
Perubahan alam,
sosial dan budaya dalam perilaku keberagamaan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Perubahan Alam, Sosial dan Budaya
1. Perubahan
Alam
Perubahan alam adalah perubahan bentuk, kenampakan,
dan kondisi alam yang terjadi akibat adanya gejala alam.
2. Perubahan
Sosial
Perubahan sosial adalah perubahan unsur-unsur sosial
dalam masyarakat, sehingga terbentuk tata kehidupan sosial yang baru dalam
masyarakat.[1]
Perubahan dalam masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma
sosial, pola-pola perilaku, organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan,
lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, dan
lain sebagainya.
3. Perubahan
Budaya
Perubahan budaya adalah perubahan unsur-unsur kebudayaan
karena perubahan pola pikir masyarakat sebagai pendukung kebudayaan.[2]
Unsur-unsur kebudayaan yang berubah adalah sistem kepercayaan/religi, sistem
mata pencaharian hidup, sistem kemasyarakatan, sistem peralatan hidup dan teknologi,
bahasa, kesenian, serta ilmu pengetahuan.
B. Bentuk-Bentuk Perubahan Alam, Sosial dan Budaya
Perubahan alam, sosial dan budaya dapat
dibedakan ke dalam beberapa bentuk, yaitu :
1. Perubahan
Evolusi
Perubahan evolusi adalah perubahan-perubahan sosial
yang terjadi dalam proses lambat, dalam waktu yang cukup lama dan tanpa ada
kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan.[3]
Perubahan-perubahan ini berlangsung mengikuti kondisi perkembangan masyarakat,
yaitu sejalan dengan usaha-usaha masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari. Dengan kata lain, perubahan sosial terjadi karena dorongan dari
usaha-usaha masyarakat guna menyesuaikan diri terhadap kebutuhan-kebutuhan
hidupnya dengan perkembangan masyarakat pada waktu tertentu. Contoh, perubahan
sosial dari masyarakat berburu menuju ke masyarakat agraris.
2. Perubahan Revolusi
Perubahan revolusi merupakan perubahan yang
berlangsung secara cepat dan tidak ada kehendak atau perencanaan sebelumnya. Secara
sosiologis perubahan revolusi diartikan sebagai perubahan-perubahan sosial
mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang
berlangsung relatif cepat.[4]
Dalam revolusi, perubahan dapat terjadi dengan direncanakan atau tidak
direncanakan, dimana sering kali diawali dengan ketegangan atau konflik dalam
tubuh masyarakat yang bersangkutan.
3. Perubahan
yang direncanakan atau dikehendaki
Perubahan yang direncanakan adalah perubahan-perubahan
yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak
yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak yang
menghendaki suatu perubahan dinamakan agent of change, yaitu seseorang
atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai
pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan.[5]
Oleh karena itu, suatu perubahan yang direncanakan selalu di bawah pengendalian
dan pengawasan agent of change. Secara umum, perubahan berencana dapat
juga disebut perubahan dikehendaki. Misalnya, untuk mengurangi angka kematian
anak-anak akibat polio, pemerintah mengadakan gerakan Pekan Imunisasi Nasional
(PIN) atau untuk mengurangi pertumbuhan jumlah penduduk pemerintah mengadakan
program keluarga berencana (KB).
4. Perubahan yang tidak direncanakan
atau tidak dikehendaki
Perubahan yang tidak direncanakan biasanya berupa
perubahan yang tidak dikehendaki oleh masyarakat. Karena terjadi di luar
perkiraan dan jangkauan, perubahan ini sering membawa masalah-masalah yang
memicu kekacauan atau kendala-kendala dalam masyarakat.[6]
Oleh karenanya, perubahan yang tidak dikehendaki sangat sulit ditebak kapan
akan terjadi. Misalnya, kasus banjir bandang di Sinjai, Kalimantan Barat.
Timbulnya banjir dikarenakan pembukaan lahan yang kurang memerhatikan
kelestarian lingkungan.Sebagai akibatnya, banyak perkampungan dan permukiman
masyarakat terendam air yang mengharuskan para warganya mencari permukiman
baru.
C. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Perubahan Alam,
Sosial dan Budaya
Faktor yang menyebabkan perubahan sosial dan budaya bukanlah
merupakan faktor yang tunggal, tetapi menyangkut hal yang kompleks. Banyak
faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam masyarakat. Soeryono
Soekanto (1987: 18) menyebutkan adanya faktor internal dan eksternal yang
menyebabkan terjadinya perubahan dalam masyarakat.
1. Faktor
internal
a. Perubahan jumlah penduduk
Bertambahnya jumlah
penduduk yang sangat cepat di pulau jawa, menyebabkan terjadinya perubahan
dalam struktur masyarakatnya, terutama tentang hal yang menyangkut
lembaga-lembaga kemasyarakatan. Lembaga sistem hak milik atas tanah mengalami
perubahan-perubahan. Orang mengenal hak milik individual atas tanah, sewa
tanah, gadai tanah, bagi hasil, dan sebagainya, yang sebelumnya tidak dikenal.
Sebaliknya, berkurangnya penduduk disebabkan karena berpindahnya penduduk dari
desa ke kota atau dari satu daerah ke daerah lain (misalnya transmigrasi). Perpindahan
penduduk tersebut mengakibatkan kekosongan misalnya dalam bidang pembagian
kerja atau stratifikasi sosial yang selanjutnya dapat memperngaruhi
lembaga-lembaga kemasyrakatan.
b.
Penemuan-penemuan baru
Penemuan-penemuan juga
dapat menjadi penyebab terjadinya perubahan pada masyarakat meliputi beberapa
hal berikut:
1) Discovery
adalah suatu penemuan unsur kebudayaan baru, baik berupa alat atau gagasan yang
diciptakan oleh seorang individu maupun serangkaian individu dalam suatu
masyarkat.
Contoh: penemuan listrik, diesel,
lokomotif, dan lain-lain.
2) Invention
adalah discovery yang telah diakui, diterima, dan diterapkan oleh masyarakat.
Jadi, invention merupakan bentuk pengembangan dari discovery. Contoh: mobil,
kreta api, dan lain-lain.
3) Inovasi
artinya suatu penemuan baru apabila unsur atau alat baru yang ditemukan
tersebut sudah menyebar ke bagian-bagian masyarakat dan dikenal serta
dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat. Jadi, pada saat penemuan menjadi
invention, proses inovasi belum selesai.
c.
Teknologi
Teknologi dapat
mempengaruhi perkembangan masyarakat yaitu dapat mempengaruhi sebagian dari
pikiran dan perilaku manusia yang akan membawa perubahan sosial budaya dalam
kehidupannya. Contoh: teknologi dalam industri tekstil dapat mempengaruhi cara
berpakaian serta mode atau gaya berpakaian manusia. Dengan demikian
sesungguhnya keberadaan teknologi telah banyak membantu atau memudahkan
aktivitas manusia dan juga mengubah kehidupan manusia menuju keadaan yang lebih baik. Namun, dalam
kenyataannya, teknologi juga dapat membawa pengaruh ke arah yang kurang baik
dan justru dapat menyebabkan masalah baru yang lebih parah. Contoh : teknologi
komunikasi seperti dalam bentuk tayangan telivisi, jika tidak dapat diadaptasi
dengan baik secara langsung dapat mengubah pola kehidupan sehari-hari
masyarakat, misalnya gaya hidup, kekerasan, dan lainya.
d.
Pertentangan (conflict)
Sebagai proses sosial,
pertentangan (conflict) merupakan proses disosiatif, namun selalu berakibat
negatif. Pertentangan atau konflik dalam masyarakat dapat berupa hal-hal
berikut:
1) Pertentangan antara individu di dalam
masyarakat
2) Pertentangan antar kelompok di dalam
masyarakat
3) Pertentangan antara individu dengan
kelompok di dalam masyarakat.
4) Pertentangan antar generasi di dalam
masyarakat
Sebenarnya, hubungan antara pertentangan dengan
perubahan sosial budaya bersifat timbal balik, yaitu pertentangan di suatu
masyarakat dapat memungkinkan terjadinya perubahan sosial budaya, dan
sebaliknya perubahan sosial budaya di dalam masyarakat dapat memungkinkan
terjadinya pertentangan.
e. Keterbukaan masyarakat
Sifat masyarakat yang terbuka mempermudah masyarakat
tersebut untuk menerima unsur-unsur baru atau menyerapnya dalam kehidupan
sosial dan budayanya. Oleh karena itu, masyarakat yang bersifat terbuka akan
mempermudah terjadinya perubahan-perubahan sosial maupun budaya. Contoh:
melalui pendidikan, seorang anak buruh bangunan dapat menjadi seorang dokter
atau insinyur, sehingga dapat mengubah kondisi keluarganya, yakni mengangkat
keluarganya untuk memiliki kehidupan sosial dan budaya yang lebih baik.
f. Pemberontakan atau revolusi
Revolusi ataupun pemberontakan merupakan faktor yang
dapat menyebabkan perubahan-perubahan sosial budaya yang besar. Contoh: revolusi
kemerdekaan Indonesia.
2. Faktor
Eksternal
a. Lingkungan alam (lingkungan
fisik)
Perubahan lingkungan
alam fisik (bukan karena faktor manusia) dapat membawa perubahan pada kehidupan
sosial budaya suatu masyarakat. Bencana alam yang dahsyat dapat mengubah
struktur sosial budaya masyarakat setempat. Contoh banjir dan gempa. Gempa dan
gelombang tsunami yang memporak porandakan Aceh, menyebabkan beberapa penduduk
yang bermata pencaharian sebagai nelayan dievakuasi atau akhirnya pindah ke
dataran tinggi sehingga beralih profesi sebagai petani dan mencoba untuk
menekuni pertanian di daerah tersebut
b. Peperangan
Perang menyebabkan pada
banyak aspek. Pihak yang menang pada umumnya berupaya menerapkan norma-norma
dan nilai-nilai yang dianggap paling benar oleh masyarakat mereka. Contoh :
perang antara Amerika dan sekutu terhadap Irak. Amerika dan sekutu sebagai
pihak yang menang, berupaya mempengaruhi sistem politik, sosial, dan budaya
Iraq. Hal ini menyebabkan perubahan pemerintahan Iraq termasuk perubahan
kehidupan sosial negara Iraq seperti emansipasi kaum perempuan Iraq.
c. Kontak kebudayaan dengan
masyarakat lain
Kontak kebudayaan antar masyarakat akan menyebabkan
pengaruh positif dan negatif. Contoh: kontak kebudayaan Indonesia dengan
kebudayaa barat (Eropa). Pengaruh positif yang didapat oleh masyarakat
Indonesia antara lain berupa transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Adapun pengaruh negatif yang diperoleh bangsa Indonesia dapat berupa sikap sekelompok anak
muda di dalam masyarakat Indonesia yang kebarat-baratan (westernis).
D. Faktor Pendorong Perubahan
Sosial Budaya
Faktor-faktor
pendorong perubahan sosial budaya sebagai berikut:
1. Kontak dengan Budaya Lain
Kontak merupakan proses penyampaian informasi tentang
ide, keyakinan, dan hasil-hasil budaya. Adanya kontak dengan budaya lain
menjadikan satu kebudayaan bertemu dan saling bertukar informasi. Misalnya
kontak dagang antara pedagang nusantara dengan pedagang India, Arab, dan Barat.
Kebudayaan mereka saling mempengaruhi yang akhirnya membawa perubahan sosial
budaya. Oleh karena itu, seringnya melakukan kontak dengan budaya lain akan
mempercepat laju perubahan sosial budaya.
2. Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain
Tidak adanya apresiasi terhadap karya orang lain
menjadikan seseorang enggan untuk berkarya. Namun, akan berbeda jika setiap
orang menghargai hasil karya orang lain. Setiap orang akan berlomba-lomba
menciptakan suatu karya yang bermanfaat bagi masyarakat. Karya-karya inilah
yang mendorong munculnya perubahan sosial budaya. Penemuan pesawat terbang
mengilhami Prof. Dr. Ing.B.J. Habibie untuk mendirikan pabrik pesawat di
Bandung.
3. Sistem Pendidikan yang Maju
Pendidikan mengajarkan seseorang
untuk berpikir ilmiah dan objektif. Dengan kemampuan tersebut, seseorang dapat
menilai bentuk kebudayaan yang sesuai dengan kebutuhan serta kebudayaan yang
tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Berbekal pengetahuan itu seseorang
melakukan perubahan pada kebudayaan jika dirasa perlu. Oleh karena itu, sistem
pendidikan tinggi mampu mendorong munculnya perubahan sosial budaya.
4. Keinginan untuk Maju
Tidak ada seorang pun yang puas dengan keadaan
sekarang. Mereka umumnya menginginkan sesuatu yang lebih baik dari keadaan saat
ini. Oleh karena itu, orang akan melakukan berbagai upaya guna melakukan
perubahan hidup yang tentunya ke arah kemajuan. Misalnya seorang pelajar
mengikuti kursus komputer untuk menambah pengetahuan dan keterampilan komputer.
5. Toleransi terhadap Perubahan
Sikap toleransi dibutuhkan untuk mempercepat laju
perubahan sosial budaya dalam masyarakat. Adanya sikap toleransi menjadikan
masyarakat lebih mudah menerima halhal baru. Masyarakat akan menerima hal-hal
baru yang dirasa membawa kebaikan.
6. Penduduk yang Heterogen
Masyarakat yang heterogen memudahkan terjadinya
perubahan sosial budaya. Hal ini dapat dilihat pada masyarakat Indonesia.
Penduduk Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku, ras, dan ideologi.
Perbedaan-perbedaan yang ada tidak selamanya membawa keuntungan bagi Indonesia.
Perbedaan tersebut dapat menimbulkan konflik jika tidak disertai dengan rasa
toleransi yang tinggi. Konflik-konflik inilah yang mendorong munculnya
perubahan sosial budaya.
7. Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang
Kehidupan Tertentu
Setiap orang tidak akan pernah puas dengan keadaannya
saat ini. Berbagai cara dan upaya mereka lakukan untuk mengubah taraf hidup.
Rasa tidak puas terhadap keadaan mendorongnya melakukan berbagai perubahan. Hal
ini pun terjadi pada masyarakat Indonesia ketika reformasi digulirkan. Rasa
tidak puas terhadap pemerintahan saat itu mendorong masyarakat menuntut
perubahan secara total.
8. Sistem
Pelapisan Terbuka
Sistem pelapisan terbuka memungkinkan terjadinya gerak
sosial vertikal yang lebih tinggi. Sistem ini memberi kesempatan kepada
seseorang untuk maju. Kesempatan untuk menaiki strata yang lebih tinggi
mendorong seseorang melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
9. Orientasi
ke Masa Depan (Visioner)
Pandangan yang visioner mendorong seseorang melakukan
beragam perubahan. Bagi mereka masa lalu adalah sesuatu yang patut untuk
dikenang, bukan sebagai pedoman hidup.
Masa depan harus lebih baik dari masa sekarang. Visi inilah yang
mendorong seseorang melakukan perubahan.
10. Sikap Mudah
Menerima Hal-Hal Baru
Suatu perubahan akan berdampak besar
jika setiap orang menerima perubahan tersebut. Keadaan ini menjadi berbeda jika
tidak ada seorang pun yang menanggapi perubahan tersebut. Perubahan akan
berlalu begitu saja tanpa ada masyarakat yang mengikutinya. Oleh karena itu,
sikap mudah menerima hal-hal baru mendorong terjadinya perubahan sosial budaya
di masyarakat.
E. Faktor Penghambat
Perubahan Sosial Budaya
Faktor-faktor
penghambat perubahan sosial budaya sebagai berikut.
1. Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain
Masyarakat yang kurang berhubungan dengan masyarakat
lain mengalami perubahan yang lamban. Hal ini dikarenakan masyarakat tersebut
tidak mengetahui perkembangan masyarakat lain yang dapat memperkaya kebudayaan
sendiri. Mereka terkukung dalam kebudayaan mereka dan polapola pemikiran yang
masih sederhana. Contohnya suku-suku bangsa yang masih tinggal di pedalaman.
2. Masyarakat yang Bersikap Tradisional
Umumnya masyarakat tradisional memegang kuat adat
istiadat yang ada. Mereka menolak segala hal baru yang berkenaan dengan
kehidupan sosial. Adat dan kebiasaan diagung-agungkan. Sikap ini menghambat
masyarakat tersebut untuk maju.
3. Pendidikan yang Rendah
Masyarakat yang berpendidikan rendah umumnya tidak
dapat menerima hal-hal baru. Pola pikir dan cara pandang mereka masih bersifat
sederhana. Mereka umumnya enggan mengikuti gerak perubahan yang ada. Artinya,
masyarakat statis dan tidak mengalami perubahan yang berarti.
4. Adanya
Kepentingan yang Tertanam Kuat pada Sekelompok Orang (vested interest)
Adanya vested interest yang kuat dalam suatu kelompok
menyebabkan perubahan sulit terjadi. Hal ini dikarenakan setiap kelompok yang
telah menikmati kedudukannya akan menolak segala bentuk perubahan. Mereka akan
berusaha mempertahankan sistem yang telah ada. Mereka takut adanya perubahan
akan mengubah kedudukan dan statusnya dalam masyarakat.
5. Ketakutan akan Terjadinya Kegoyahan Integrasi
Terciptanya integrasi merupakan harapan dan cita-cita
masyarakat pada umumnya.Oleh karena itu, integrasi merupakan sesuatu yang
dilindungi oleh masyarakat. Segala hal baru ditolak untuk menghindari kegoyahan
dalam integrasi masyarakat.
6. Prasangka Buruk terhadap Unsur Budaya Asing
Sikap demikian sering dijumpai pada masyarakat yang
pernah dijajah oleh bangsa asing. Pengalaman-pengalaman tempo dahulu
menyebabkan mereka senantiasa berprasangka buruk terhadap budaya asing.
Akibatnya, mereka menolak segala hal baru terutama berasal dari bangsa asing,
walaupun akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
7. Hambatan Ideologis
Perubahan yang bersifat ideologi sangat sulit
dilakukan. Mengapa demikian? Setiap orang memandang ideologi sebagai sebuah
pedoman hidup yang paling mendasar. Oleh karena itu, perubahan yang bersifat
ideologis tidak mungkin terjadi terlebih pada masyarakat tradisional ketika
ideologi dipegang kuat dalam kehidupan sosial.
8. Adat
atau kebiasaan
Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi
anggota masyarakat di dalam memenuhi segala kebutuhan pokoknya. Apabila
kemudian ternyata pola-pola perilaku tersebut efektif lagi didalam memenuhi
kebutuhan pokok, krisis akan muncul. Mungkin adat atau kebiasaan yang mencakup
bidang kepercayaan, system mata pencaharian, pembuatan rumah, cara berpakaian
tertentu, begitu kokoh sehingga sukar untuk di rubah.
F. Dampak Adanya Perubahan
Sosial Budaya
Adanya perubahan sosial budaya tentunya akan ada dampak yang
ditimbulkan. Dampak tersebut dapat menjadi positif dan dapat pula menjadi
negatif.
1.
Dampak Positif
Ø cepat masuknya budaya asing yang
memperkaya budaya Indonesia
Ø perubahan pola piker tradisional
menjadi pola pikir rasional, sistematis, analitis, dan logis
Ø munculnya sikap lebih menghargai
waktu, dan lain-lain.
2.
Dampak Negatif
·
sikap materialistik
·
individualistik
·
konsumerisme
·
kesenjangan sosial ekonomi
·
pencemaran
·
kriminalitas
·
kenakalan remaja
G. Perubahan Alam, Sosial dan Budaya dalam Perilaku Keberagamaan
Contoh-contoh perubahan alam, sosial dan budaya kaitannya dengan
perilaku keberagamaan seseorang atau masyarakat, antara lain :
1.
Perubahan Alam
a.
Perubahan iklim
akibat adanya global warming yang mengakibatkan adanya peningkatan suhu udara
di berbagai wilayah. Suhu lingkungan yang tinggi
memiliki dampak terhadap tingkah laku sosial berupa peningkatan agresifitas.
b.
Perubahan cuaca,
misal dari cuaca cerah menjadi hujan, oleh sebagian orang yang biasa shalat
jamaah di masjid, karena adanya hujan, dapat menjadikannya enggan ke masjid.
c. Pergeseran
lempeng bumi, misal di pulau jawa, adanya desakan antara lempeng samudra Hindia
dengan lempeng benua Asia mengakibatkan pergeseran arah kiblat walau hanya
beberapa derajat. Adanya pergeseran arah kiblat ini terjadi diskusi warga
masjid, akankah diadakan perbaikan atau tidak usah.
2.
Perubahan Sosial
a.
Cara berpakaian
- Pemakaian hijab
(kerudung) yang dulunya asal rapi dan menutup sekarang cara pemakaiannya cenderung
agak rumit.
- Busana muslim
yang dulunya asal cukup menutup aurat dan rapi, sekarang model dan bahan
pembuatannya beragam, dan bahkan tidak sedikit yang katanya menutup aurat
tetapi masih menggambarkan lekuk-lekuk tubuh si pemakai.
b. Datangnya bulan
Ramadhan juga membawa perubahan sosial terutama di Indonesia. Misal,
artis-artis di Indonesia yang tadinya tidak berhijab tiba-tiba berhijab dan
menjadi alim. Datangnya bulan Ramadhan juga membawa perubahan dari masyarakat
yang cenderung hedonis menjadi berkepedulian sosial.
3.
Perubahan Budaya
a.
Acara kenduri
yang dulunya adalah acara persembahan atau pengorbanan kepada Sang Hyang
Bahurekso oleh para ulama’ diarahkan/dialihkan menjadi acara selamatan yang
Islami.
b. Kesenian daerah,
misal: tembang jawa, gamelan, bonang, wayang dan lain-lain yang dulunya mungkin
sekedar hiburan dan terpengaruh budaya Hindu-Budha oleh Wali Songo
disempurnakan dan dijadikan media dakwah sehingga berubah menjadi kesenian yang
bernuansa Islami dan bernilai filosofi tinggi.
BAB III
PENUTUP
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami
perubahan-perubahan. Perubahan mana dapat berupa perubahan yang tidak menarik
dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya
terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat
sekali, akan tetapi ada juga yang berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan
hanya akan dapat diketemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan
kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan membanding-kannya dengan
susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Seseorang
yang tidak dapat menelaah susunan dan kehidupan masyarakat desa di Indonesia misalnya, akan berpendapat bahwa
masyarakat tersebut statis, tidak maju dan tidak berubah.
Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial,
norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga
kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang,
interaksi sosial dan lain sebagainya.
Perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu. Namun
dewasa ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepatnya,
sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya. Perubahan-perubahan mana
sering berjalan secara konstan. Ia tersebut memang terikat oleh waktu dan
tempat. Akan tetapi karena sifatnya yang berantai, maka perubahan terlihat
berlangsung terus, walau diselingi keadaan di mana masyarakat mengadakan
reorganisasi unsur-unsur struktur masyarakat yang terkena perubahan.
B. Kritik dan Saran
Makalah yang kami buat masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kami berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran konstruktif kepada kami
untuk perbaikan makalah agar lebih bagus lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Soerjono Soekanto, SH, MA.
1987. Sosiologi Suatu Pengantar.
Jakarta: Rajawali Pers.
Anonim. http://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_sosial.
13-11-2014
Anggit Suko Pandu. https://www.academia.edu/7291576/PERUBAHAN_SOSIAL_BUDAYA.
13-11-2014
[1] Anonim. http://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_sosial.
13-11-2014
[2] Anggit Suko Pandu. https://www.academia.edu/7291576/PERUBAHAN_SOSIAL_BUDAYA.
13-11-2014
[3] Anonim. http://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_sosial.
13-11-2014
[4] Anonim. http://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_sosial.
13-11-2014
izin share kak
BalasHapusmonggo...
HapusIngin Cari Kaos Dakwah Terbaik, Disini tempatnya:
BalasHapusKaos Islami Dakwah
Mau Cari Bacaan Cinta Generasi Milenia Indonesia mengasikkan, disini tempatnya:
Hati yang Tulus Tak Bisa Direkayasa