BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha untuk memansiakan manusia.
Subyek, obyek atau sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud
membantu manusia untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Oleh
karena keberadaan manusia yang tidak dapat terlepas dari lingkungannya maka
berlangsungnya proses pendidikan itu selamanya akan berkaitan erat dengan
lingkungan dan akan saling mempengaruhi secara timbal balik.
Potensi-potensi manusia dapat dikembangkan melalui
pengalaman. Pengalaman itu terjadi karena adanya interaksi secara efektif dan
efisien antara manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial manusia. Interaksi manusia dengan lingkungannya secara
efektif dan efisien yang memberikan pengalaman yang dapat mengembangkan
potensi-petensi kemanusiaan itulah yang disebut pendidikan.
Interaksi manusia dengan lingkungannya dalam ruang
lingkup pendidikan mengandung banyak aspek atau elemen-elemen yang sifatnya
sangat kompleks. Kompleksitas elemen-elemen yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi dalam ruang lingkup pendidikan itu membentuk suatu sistem yang
disebut sistem pendidikan.
B.
Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang masalah di atas, maka penulis
dapat merumuskan suatu rumusan masalah sebagai berikut:
- Apa pengertian pendidikan?
- Apa pengertian sistem?
- Apa pengertian pendidikan sebagai sistem?
- Apa saja komponen-komponen dalam sistem pendidikan?
- Bagaimana hubugan antar komponen dalam sistem pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Pengertian pendidikan menurut
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
B. Pengertian Sistem
Kata sistem berasal dari bahasa Yunani, systema yang berarti sehimpunan bagan atau komponen yang saling berhubungan secara
teratur dan merupakan suatu kesatuan.
Beberapa definisi sistem menurut ahli:
- Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisasi; suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh. (Tatang M. Amirin, 1992:10)
- Sistem merupakan himpunan komponen yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. (Tatang Amirin, 1992:10)
- Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan dan berkaitan sesuai rencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Tatang Amirin, 1992:11)
- Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen atau unsusr-unsur sebagai sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak secara acak, yang saling membantu untuk mencapi suatu hasil (Product). Contoh tubuh manusia merupakan satu jaringan daging, otak, urat-urat, dll yang tiap komponennya mempunyai fungsi masing-masing yang satu dengan yang lain satu sama lain saling berkaitan sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Menurut Zahara Idris,1987)
- Bachtiar (1988) mengemukakan bahwa sistem adalah sejumlah satuan yang berhubungan satu dengan yang lainnya sedemikian rupa sehingga membentuk suatu kesatuan yang biasanya berusaha mencapai tujuan tertentu. Pada bagian yang sama Bachtiar menambahkan bahwa sistem adalah seperangkat ide atau gagasan, asas, metode, dan prosedur yang disajikan sebagai suatu tatanan yang teratur.
Ciri-ciri umum dari sistem yaitu sebagai
berikut:
a. Sistem merupakan suatu kesatuan yang
berstruktur.
b. Kesatuan
terdiri dari sejumlah komponen yang saling berpengaruh.
c. Masing-masing
komponen memiliki fungsi tertentu dan secara bersama-sama melaksanakan fungsi
struktur, yaitu mencapai tujuan sistem.
Suatu sistem didalamnya mengandung hal-hal sebagai
berikut :
a. Adanaya
suatu kesatuan organis.
b. Adanya
komponen-komponen yang membentuk kesatuan organis.
c. Adanya
hubungan keterkaitan antara komponen yang satu dengan yang lainnya.
d. Adanya
gerak atau dinamika.
e. Adanya
tujuan yang ingin dicapai.
Dalam pengertian umum, yang dimaksud dengan
sistem adalah jumlah keseluruhan dari bagian-bagiannya yang saling bekerja sama
untuk mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan kebutuhan yang telah
ditentukan. Setiap sistem pasti mempunyai tujuan, dan semua kegiatan dari semua
komponen atau bagian-bagiannya diarahkan dari tercapainya tujuan tersebut.
Karena itu, proses pendidikan merupakan sebuah sistem yang disebut sebagai
sistem pendidikan. Secara teoritis, suatu sistem pendidikan terdiri dari
komponen-komponen atau bagian-bagian yang menjadi inti dari proses pendidikan.
C. Pendidikan Sebagai Sistem
Sistem pendidikan pada hakikatnya adalah seperangkat sarana yang
dipolakan untuk membudayakan nilai-nilai budaya masyarakat yang dapat mengalami
perubahan-perubahan bentuk dan model sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup
masyarakat dalam rangka mengejar cita-cita hidup yang sejahtera lahir maupun
batin.
Pendidikan
sebagai suatu sistem dapat ditinjau dari dua hal:
a. Sistem
pendidikan secara mikro
Pendidikan
secara mikro lebih menekankan pada unsur pendidik dan peserta didik. Polanya lebih
merupakan sebagai upaya mencerdaskan peserta didik melalui proses interaksi dan
komunikasi, yaitu ada pesan (message) yang akan disampaikan dalam bentuk
bahan belajar. Kemudian fungsi pendidik lebih merupakan sebagai pengirim pesan
(senders) melalui kegiatan pembelajaran di kelas ataupun di luar kelas.
b. Sistem
pendidikan secara makro
Dalam kajian makro, sistem pendidikan
menyangkut berbagai hal atau komponen yang lebih luas lagi, yaitu terdiri dari :
ü input
(masukan) berupa sistem nilai dan pengetahuan,
sumber daya manusia, masukan instrumental berupa kurikulum, silabus dsb,
masukan sarana termasuk di dalamnya fasilitas dan sarana pendidikan yang harus
disiapkan;
ü
Unsur masukan (input), contohnya
peserta didik
ü
Proses yaitu
segala sesuatu yang berkaitan dengan proses belajar mengajar atau proses
pembelajaran di sekolah maupun di luar sekolah. Dalam komponen proses ini
termsuk di dalamnya telaah kegiatan belajar dengan segala dinamika dan unsur
yang mempengaruhinya, serta telaah kegiatan pembelajaranyang dilakukan
pendidikdalam kerangka memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk
terjadinya proses pembelajaran; Unsur proses (Process),
contohnya pendidik, kurikulum, gedung sekolah, buku, metode mengajar, dan lain-lain
ü
Keluaran (output) yaitu
hasil yang diperoleh pendidikan bukan hanya terbentuknya pribadi
lulusan/peserta didik yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan sesuai
dengan yang diharapkan dalam tujuan yang ingin dicapai. Namun juga keluaran
pendidikan mencakup segala hal yang dihasilkan oleh garapan pendidikan berupa
kemampuan peserta didik (human behavior), produk jasa (services)
dalam pendidikan seperti hasil penelitian, produk barang berupa karya
intelektual ataupun karya yang sifatnya fisik material.
Hasil (output), hasil belajar, lulusan
D. Komponen-Komponen dalam Sistem Pendidikan
Secara sederhana, komponen-komponen dalam sistem
pendidikan dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut:
1. Input pada Sistem Pendidikan
Input pada sistem pendidikan
dibedakan dalam tiga jenis, yaitu input mentah (raw-input), input alat (instrumental
input), dan input lingkungan (environmental
input). Masukan mentah (raw-input)
akan diproses menjadi tamatan (output).
Input pokok dalam sistem pendidikan adalah dasar pendidikan, tujuan pendidikan,
dan peserta didik.
a. Dasar Pendidikan
Pendidikan sebagai proses timbal balik antara
pendidik dan anak didik dengan melibatkan berbagai faktor pendidikan lainnya,
diselenggarakan guna mencapai tujuan
pendidikan dengan senantiasa didasari oleh nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai
itulah yang kemudian disebut sebagai dasar pendidikan.
b. Tujuan Pendidikan
Sebagai suatu komponen pendidikan, tujuan
pendidikan menduduki posisi penting di antara komponen-komponen pendidikan
lainnya. Dapat dikatakan bahwa segenap komponen dari seluruh kegiatan
pendidikan dilakukan semata-mata terarah kepada atau ditujukan untuk pencapaian
tujuan tersebut. Dengan tujuan pendidikan diharapkan terbentuknya manusia yang
utuh dengan memperhatikan aspek jasmani dan rohani, aspek diri (individualitas)
dan aspek sosial, aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, serta segi serba
keterhubungan manusia dengan dirinya (konsentris), dengan lingkungan sosial dan
alamnya (horizontal), dan dengan Tuhannya (vertikal).
c. Peserta
Didik
Peserta didik fungsinya adalah sebagai objek
sekaligus sebagai subjek pendidikan. Sebagai objek peserta didik tersebut
menerima perlakuan-perlakuan tertentu, tetapi dalam pandangan pendidikan
modern, peserta didik lebih dekat dikatakan sebagai subjek atau pelaksana
pendidikan.
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik
karena peserta didik (tanpa pandang usia) adalah subjek atau pribadi yang
otonom, yang ingin diakui keberadaannya dan ingin mengembangkan diri (mendidik
diri) secara terus-menerus guna memecahkan masalah-masalah hidup yang dijumpai
sepanjang hidupnya. Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik
adalah:
§
Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga
merupakan insan yang unik.
§
Individu yang sedang berkembang.
§
Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
§
Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
2. Process Pada Sistem Pendidikan
Proses pendidikan merupakan
kegiatan mobilisasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada
pencapaian tujuan pendidikan. Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua
segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya. Kedua segi tersebut
satu sama lain saling bergantung.
Adapun komponen-komponen yang
saling berkesinambungan pada proses pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Pendidik dan Non Pendidik
Pendidik ialah orang yang memikul tanggung
jawab untuk membimbing. Pendidik berbeda dengan pengajar sebab pengajar
berkewajiban untuk menyampaikan materi pelajaran kepada murid, sedangkan
pendidik tidak hanya bertanggung jawab menyampaikan materi pengajaran, tetapi
juga membentuk kepribadian anak didik.
Non pendidik yang sering disebut sebagai tenaga
kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1, BAB 1
Ketentuan Umum). Atau juga bisa diartikan merupakan tenaga yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan (UU No. 20 Tahun 2003, Pasal 39 ayat (1)).
b. Kurikulum (Materi Pendidikan)
Materi pendidikan yang sering juga disebut
dengan istilah kurikulum karena kurikulum menunjukkan makna pada materi yang
disusun secara sistematika guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Lester
D. Crow dan Alice Crow, yang melakukan penelitian tentang hasil studi terhadap
anak menyarankan hubungan salah satu komponen pendidikan, yaitu kurikulum
dengan anak didik adalah sebagai berikut:
Ø Kurikulum hendaknya disesuaikan
dengan keadaan perkembangan anak.
Ø Isi kurikulum hendaknya mencakup
keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dapat digunakan anak dalam
pengalamannya sekarang dan berguna untuk menghadapi kebutuhannya pada masa yang
akan datang.
Ø Anak hendaknya didorong untuk
belajar, karena kegiatannya sendiri dan tidak sekadar menerima pasif apa yang
dilakukan oleh guru.
Ø Materi yang dipelajari anak harus
mengikuti minat dan keinginan anak sesuai dengan taraf perkembangannya dan
bukan menurut keputusan orang dewasa tentang minat mereka.
c. Prasarana dan Sarana
Prasarana pendidikan adalah segala macam alat
yang tidak secara langsung digunakan dalam proses pendidikan sedangkan sarana
pendidikan adalah segala macam alat yang digunakan secara langsung dalam proses
pendidikan. Prasarana pendidikan dapat juga diartikan segala macam peralatan,
kelengkapan, dan benda-benda yang digunakan guru dan murid untuk memudahkan
penyelenggaraan pendidikan dan sarana pendidikan dapat juga diartikan segala
macam peralatan yang digunakan guru untuk memudahkan penyampaian materi
pelajaran.
Perbedaan sarana pendidikan dan prasarana
pendidikan adalah pada fungsi masing-masing, yaitu sarana pendidikan untuk
“memudahkan penyampaian (mempelajari) materi pelajaran”, sedangkan prasarana
pendidikan untuk “memudahkan penyelenggaraan pendidikan”.
d. Administrasi
Administrasi pendidikan adalah segenap kegiatan
yang berkenaan dengan penataan sumber, penggunaan, dan pertanggungjawaban dana
pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan. Kegiatan yang ada dalam
administrasi pembiayaan meliputi tiga hal, yaitu: penyusunan anggaran, pembukuan,
dan pemeriksaan.
e. Anggaran
Anggaran adalah biaya yang dipersiapkan dengan
suatu rencana terperinci. Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa anggaran
adalah rencana yang disusun secara terorganisasikan untuk menerima dan
mengeluarkan dana bagi suatu periode tertentu.
3. Enviromental pada Sistem Pendidikan
Proses pendidikan selalu
dipengaruhi oleh lingkungan yang ada di sekitarnya, baik lingkungan itu
menunjang maupun menghambat proses pencapaian tujuan pendidikan.
Lingkungan yang mempengaruhi proses pendidikan
tersebut, yaitu:
ü Lingkungan keluarga.
ü Lingkungan sekolah atau lembaga
pendidikan.
ü Lingkungan masyarakat.
ü Lingkungan keagamaan, yaitu
nilai-nilai agama yang hidup dan ber-kembang di sekitar lembaga pendidikan.
ü Lingkungan sosial budaya, yaitu
nilai-nilai sosial dan budaya yang hidup dan berkembang di sekitar lembaga
pendidikan.
ü Lingkungan alam, baik keadaan
iklim maupun geografisnya.
ü Lingkungan ekonomi, yaitu kondisi
ekonomi yang ada di sekitar lembaga pendidikan dan masyarakat sekitar.
ü Lingkungan keamanan, baik
keamanan di sekitar lembaga pendidikan maupun di luar lembaga pendidikan.
ü Lingkungan politik, yaitu keadaan
politik yang terjadi pada daerah di mana lembaga pendidikan tersebut berdiri
atau melaksanakan pendidikan.
4. Output Pada sistem Pendidikan
Output pada sistem pendidikan adalah hasil
keluaran dari proses yang terjadi di dalam sistem pendidikan. Adapun output
pada sistem pendidikan adalah:
1. Lulusan (Tamatan)
Lulusan pendidikan adalah hasil dari proses
pendidikan agar sesuai dengan tujuan pendidikan tersebut. Diharapkan lulusan
yang dihasilkan dapat memberikan nilai-nilai kehidupan bagi dirinya,
lingkungan, dan Tuhannya. Setidaknya, lulusan tersebut dapat mentransformasikan
(mengembangkan dan melestarikan) budaya yang ada di lingkungan, kepribadiannya
dapat terbentuk dengan baik, menjadi warga negara yang baik yang didasarkan
atas landasan-landasan pendidikan, serta mampu bersaing di dunia kerja.
Jika proses yang terjadi di dalam
komponen-komponen pendidikan yang sudah dijelaskan di atas berjalan dengan baik
tanpa adanya hambatan maka hasil lulusan tersebut pun akan baik. Oleh sebab
itu, proses berkesinambungan dari komponen-komponen pendidikan menentukan hasil
nyata dari pendidikan tersebut yang didasarkan kepada tujuan dan dasar
pendidikan.
2. Putus Sekolah
Kadang kala proses komponen-komponen pendidikan
yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebab adanya
hambatan yang ada pada komponen-komponen tersebut sehingga peserta didik yang
menjadi input dalam sistem pendidikan akan berhenti untuk melangsungkan
pendidikannya (putus sekolah). Dengan kata lain, putus sekolah disebabkan oleh
berbagai macam faktor hambatan pendidikan, baik dari diri peserta didik, proses
pendidikan yang terjadi, maupun lingkungan sekitar pendidikan.
Komponen-komponen pendidikan yang
telah dijelaskan berinteraksi secara berkesinambungan saling melengkapi dalam
sebuah proses pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan. Proses pendidikan
pada hakikatnya adalah interaksi komponen tersebut dalam sebuah proses
pencarian, pembentukan, dan pengembangan sikap serta perilaku anak didik hingga
mencapai batas optimal (Mahmud, 2009: 87).
Sistem pendidikan tersebut secara rinci dapat digambarkan sebagai
berikut:
E. Hubungan
antar Komponen dalam Sistem Pendidikan.
Agar terlaksana masing-masing
fungsi yang menunjang usaha pencapaian tujuan, di dalam suatu sistem diperlukan
bagian-bagian yang akan melaksanakan fungsi tersebut. Bagian suatu sistem yang
melaksanakan fungsi untuk menunjang usaha mencapai tujuan sistem disebut
komponen. Dengan demikian, jelaslah bahwa sistem itu terdiri atas
komponen-komponen dan masing-masing komponen itu mempunyai fungsi khusus.
Semua komponen dalam sistem
pembelajaran haruslah saling berhubungan satu sama lain. Sebagai misal dalam
proses pembelajaran disajikan penyampaian pesan melalui media, maka diperlukan
adanya aliran listrik untuk membantu menyalakan/menghidupkan media tersebut.
Jika aliran listrik tidak berfungsi, akan menimbulkan kesulitan bagi guru dalam
melangsungkan pembelajaran. Dengan dasar inilah, pendekatan sistem dalam
pembelajaran memerlukan hubungan antara komponen yang satu dengan lainnya.
Penggabungan yang menimbulkan
keterpaduan yang menyatakan bahwa suatu keseluruhan itu mempunyai nilai atau
kemampuan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan jumlah bagian-bagian.
Dalam kaitan dengan kegiatan pembelajaran, para guru sebaiknya berusaha
menjalin keterpaduan antara sesama guru, antar guru dengan siswa, atau antar
materi, guru, media, dan siswa. Sebab apalah artinya materi yang disiapkan
kalau tidak ada siswa yang menerima. Demikian juga sebaliknya.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Sistem adalah totalitas himpunan
bagian-bagian yang satu sama lain berinteraksi dan bersama-sama untuk mencapai
satu tujuan atau sekelompok tujuan dalam suatu lingkungan tertentu.
Sistem pendidikan adalah
seperangkat unsur yang terdapat dalam pendidikan yang saling terkait sehingga
membentuk satu kesatuan dalam mencapai tujuan bersama.
Komponen adalah bagian dari sistem
yang melaksanakan fungsi untuk menunjang usaha mencapai tujuan sistem. Karena
pendidikan dikatakan sebagai sistem, maka komponen-komponen pendidikan itu
meliputi peserta didik, pendidik, materi pendidikan, alat dan metode,
lingkungan pendidikan dan lain-lain yang menunjang usaha mencapai tujuan sistem.
Pendidikan sebagai sebuah sistem
terdiri dari sejumlah komponen. Komponen tersebut antara lain: raw input
(sistem baru), output (tamatan), instrumental input (guru, kurikulum), environmental
input (budaya, kependudukan, politik dan keamanan).
B. Saran
Dengan segala keterbatasan
kekurangan penulis, demikianlah artikel ini kami buat. Kesempurnaan hanyalah
ada pada Allah SWT. Oleh karena itu, sudah pasti artikel ini memerlukan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca yang budiman demi lebih baiknya artikel
setelah ini. Selamat membaca dan semoga bermanfaat. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Idris, Zahara dan Lisma Jamal.
1992. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana.
Jumali, M., Drs., Surtikanti,
SH., Dra., dkk., 2008. Landasan Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah
Universitas Press.
Hasbullah. 2003. Dasar-dasar
Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
http://ilpi.multiply.com/journal/item/4/SISTEM_PENDIDIKAN_NASIONAL_REALISASl_PERMASALAHAN_DAN_SOLUSINYA
http://hadirukiyah2.blogspot.com/2010/01/pendidikan-dan-sistem.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar